Don't compare your struggles to anyone else's. Don't get discouraged by the success of others. Make your own path and never give up.
Pertemuan ke-10 kali ini, mempertemukan Omjay kembali karena menggantikan narasumber yang berhalangan hadir. Perkuliahan kali ini akan dipandu oleh pak Cipto. Nama lengkapnya adalah Wijaya Kusumah, M.Pd. sebentar lagi akan menyandang gelar Doktor. Tema yang akan disampaikan adalah,"Teknik Memasarkan Buku." Lihatlah banyak sekali buku yang telah diterbitkan oleh beliau. Itu adalah bukti kecintaan beliau di dunia leterasi. Berikut ada dua judul buku yang telah diterbitkan.
Inti dari perkuliahan kali ini adalah bagaimana teknik memasarkan buku sehingga buku laris dan diminati banyak pembaca. Apa yang harus dilakukan agar buku laris? Untuk bisa memasarkan buku yang bermutu, maka kita harus belajar bagaimana menulis dan menerbitkan buku. Alhamdullah, pelatihan kali ini sudah menyiapkan narasumber-narasumber hebat yang akan mengarahkan penulis pemula untuk melahirkan dan menerbitkan buku yang berkualitas. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Kita akan menemukan buku itu bagus setelah membaca isinya. Biasanya diiringi dulu dengan iklan atau promosi agar buku yang diterbitkan layak untuk anda miliki.
Bagaimana melahirkan dan menerbitkan buku yang berkualitas? Yang harus dilakukan adalah mencari editor. Editor sangat berperan dalam mengedit naskah atau buku sehingga buku yang dihasilkan menarik dan enak untuk dibaca. Sebagai contoh, Omjay menerbitkan buku di percetakan Indie, sehingga buku-buku beliau laris di pasaran. Kenapa bisa laris karena buku beliau terlebih dahulu diedit sedemikian rupa oleh editor profesional yang telah disediakan dari pihak penerbit. Berbeda bila kita menerbitkan buku di penerbit mayor atau penerbit besar. Semua buku ada editornya sehingga terseleksi dengan baik dan layak untuk dijual atau dipasarkan ke seluruh Indonesia. Bahkan ke manca negara bila bagian marketing nya sudah sampai ke berbagai negara di dunia.
Bagimanakah teknik memasarkan buku? Dalam artikelnya Deepublish tanggal 4 Januari 2021 desebutkan ada 4 cara memasarkan buku yaitu place (tempat yang strategis untuk memasarkan buku), price (Harga yang kompetitif), product (Product yang akan dipasarkan harus berkualitas) dan promotion (Kecepatan mempromosi produk dengan segala resiko yang akan diterima.) Sedangkan menurut Omjay cara yang paling banyak dipakai untuk memasarkan buku adalah menggunakan media digital dan media sosial seperti YouTube dan Instagram dan bahkan melalui blog.
Berikutnya beliau mengatakan bahwa kunci dari memasarkan buku adalah kerjasama (kolaborasi). Bekerjasama akan membantu perluasan pemasaran, tapi tetap perlu diingat bahwa adakala buku laris di pasaran dan adakalanya tidak. Tinggal bagaimana menyikapinya. Semangat adalah kunci utama dalam memasarkan buku. Jangan berhenti berusaha dikala tertimpa masalah, akan tetapi tetaplah maju meskipun masalah menghimpit. Usaha yang dilakukan tidak akan mengecewakan malah sebaliknya akan membawa kepada keberhasilan di masa depan. Lihatlah bagaimana seorang Omjay berkolaborasi dalam memasarkan buku-bukunya sehingga laris di pasaran.
Begitu pula dengan penulis-penulis senior lainnya, pemasaran buku mereka dilakukan dengan kolaborasi. Tentu saja pemasaran itu sendiri juga dilakukan oleh penulis buku. Libatkan semua anggota keluarga, lingkungan sekitar, rekan kantor dan bahkan teman-teman yang terlibat dalam organisasi lainnya. Semakin meluas pemasaran yang dilakukan maka akan semakin terkenal pula buku yang dipasarkan, dan jangan heran bila suatu hari menerima royalti yang wah. Ketika telah berhasil masuk ke penerbit, tetaplah selalu berinovasi agar buku yang dihasilkan tetap menjadi best seller.
Penerbit mayor memiliki editor yang profesional dan pakar di bidang nya dengan demikian mereka akan menghasilkan buku-buku best seller terlaris yang didukung pula oleh bagian pemasaran. Dengan demikian, buku yang masuk ke penerbit tersebut akan dihiasi dan didesain seindah mungkin sehingga menarik untuk dilihat, menarik untuk dibeli, menarik untuk dikoleksi dan menarik dibaca. Beda halnya dengan penerbit yang tidak menyediakan editor, sehingga penulislah yang harus mencari editor sendiri. Dengan adanya kolaborasi maka buku yang dihasilkan akan bermutu dan berkualitas.
Menerbitkan buku jauh dari mimpi saya selama ini. Jangankan menerbit buku, menulis saja masih tidak bagus dan acak-acakan. Beruntung sekali dapat bergabung di grup belajar menulis sehingga bisa belajar menulis, belajar menghasilkan buku, dan yang paling penting sekali belajar bagaimana menerbitkan buku. Melalui grup ini, apa yang tidak bisa dilakukan menjadi bisa, dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Luar biasa sekali efek dari keikutsertaan dalam grup ini.
Semoga saja setelah mengikuti pelatihan ini, bila perlu selama mengikuti pelatihan ini, menulis menjadi habit bagi saya, kapanpun dan dimanapun saya bisa meluangkan sedikit waktu untuk menggores kertas sehingga membentuk untaian kata dan kalimat yang indah dan menarik untuk dibaca, apalagi sampai pembaca terbujuk dengan tulisan yang dibaca.
Untuk meraih kesuksesan tersebut tentu saja saya harus menulis...menulis...dan terus menulis tanpa ada rasa bosan sedikitpun. Saya harus mencari waktu luang yang cocok untuk terus menulis sehingga tidak ada kata menulis terhalang oleh kegiatan lain. Ketika tangan mulai menggores kertas, dia tidak akan berhenti sampai goresan tintanya habis. Mari jadikan menulis is habit dan menulislah sepanjang hayat.
Sesi terakhir adalah sesi yeng ditunggu peserta, disesi ini peserta akan mengeluarkan segala unek-uneknya, mereka akan menanyakan banyak pertanyaan untuk melepaskan rasa penasaran, mereka banyak mencari tahu apa yang harus dilakukan terutama dalam hal penerbitan dan pemasaran buku. Rasa penasaran itu akan hilang bila narasumber menguraikan penjelasannya secara detail, singkat, padat, dan jelas. Pertanyaan yang menarik perhatian saya adalah pertanyaan terakhir, "Apa yang harus dilakukan ketika telah menyelesaikan 20 resume?" Pertanyaan ini adalah target akhir dari pelatihan ini, sehingga menjadi penting untuk ditanyakan. Buku ibu pasti akan laku bila ibu fokus mengerjakannya. Itulah yang saya lakukan sehingga buku buku saya laku di pasaran. Langkah langkahnya adalah ikuti petunjuk para mentor. Jadilah makmum yang baik. Ikuti imam yang mau berbagi ilmu dan pengalamannya. Saya banyak belajar dari para narasumber hebat negeri ini. Supaya buku ada pungggungnya dan gagah ketika dipajang, sebaiknya bikin tulisan lebih dari 200 halaman (Jawaban Omjay). Memang benar experience is a good teacher. Kesuksesan diraih karena banyaknya pengalaman.
Sebagai kalimat penutup perkulihan hari ini, Omjay mengajak para peserta untuk senantiasa mengoleksi buku-buku bermutu. bacalah buku-buku yang dapat memotivasi untuk terus berkarya terutama dalam menulis. Dengan banyak membaca, wawasan bertambah luas dan ide untuk menulis akan berkembang. Bagaimana cara mendapatkan buku seperti itu? Tentu saja dengan membeli buku-buku hasil karya Omjay.
Tanggal pertemuan: 26/04/2021
Resume ke: 10
Tema: Teknik Memasarkan Buku
Narasumber: Wijaya Kusumah, M.Pd.
Gelombang: 18
Pangkalpinang Okmi032021
Mantaaaap tulisannya, aku syukaaaa๐๐
BalasHapusTulisan resume ini akan menjadi lebih hidup ketika ada link YouTube yang omjay bagikan di wa group. Di bagian editing ada insert video YouTube dan masukkan link youtubenya. Semoga tulisan ini lebih bernyawa. Terima kasih ya!
BalasHapusMantul bu okmi...๐๐
BalasHapusKalau baca resume yg lain panjang2 termasuk bu okmi... hebat๐๐ resume saya cuma apa adanya๐๐๐
BalasHapusPembukaannya aku suka. Keren banget, padat dan kreatif. Pintar mengintegrasikan wawasannya.
BalasHapusTulisannya mengalir seperti air. Saya suka membacanya. Hanya masih ada paragrafnya yang cukup panjang, Bu.
BalasHapusTerima kasih bunda2 Yang Sudah mampir Dan memberi Saran. Terima kasih juga Omjay dan Cakinin dan penulis2 hebat Yang sudah menginspirasi saya untuk mulai menulis.
BalasHapus