Minggu, 04 April 2021

Guru atau Teknologi

Munculnya peradaban baru dalam proses pembelajaran selama berlangsungnya pandemi covid-19 melahirkan peralihan yang luar biasa bagi guru, orang tua dan teknologi. Guru yang awalnya datang ke sekolah, bertegur sapa dan berinteraksi dengan siswa baik dalam proses pembelajaran maupun tidak terpaksa harus berada di rumah. Guru yang awalnya mengajar, mendidik, membimbing, melatih, memotivasi, bahkan mentransfer pengetahuan secara tatap muka harus menghentikan tugasnya sesaat setelah datang nya si cantik corona. Segala aktivitas guru yang dilakukan di dalam kelas harus dialihkan menjadi daring. Guru yang tidak mengenal dan tidak mengikuti pekembangan teknologi harus banyak belajar demi keberlangsungan pendidikan. Tugas memang berbeda tapi guru harus pintar beradaptasi dengan peradaban baru ini. guru yang gagal paham  teknologi harus menghabiskan waktu untuk belajar sehingga guru mampu menghadirkan yang terbaik di hadapan siswa. Kehadiran si cantik tersebut tidak menghentikan proses pembelajaran seutuhnya akan tetapi merubah sistem kerja dunia pendidikan. Guru mengajar dari rumah dan siswapun belajar dari rumah. Lalu apa peran orang tua? jangan ditanya lagi. Masa pandemi adalah masa yang paling berat bagi guru dan orang tua. guru harus merangkap menjadi guru untuk siswanya dan menjadi orang tua dalam membimbing dan mengontrol anaknya dalam proses pembelajaran. Proses seperti ini sempat membuat orang tua shock yang akhirnya kebnayakan orang tua tiadaa berhenti bertanya "Kapan sekolah kembali?" Kami hanya bisa menjawab " masih menunggu edaran dari dinas pendidikan". Jawaban seperti itu melahirkan berbagai curhatan orang tua terhadap perkembangan anak nya di rumah. Orang tua kewalahan karena tidak sanggup mengontrol dan memotivasi anak dalam belajar karena si anak menganggap mereka libur selama di rumah. Lalu siapa yang disalahkan? Tidak ada yang perlu disalahkan. Cukup berikan pengertian kepada anak dan orang tua bahwa selama berada di rumah anak tetap belajar seperti biasa hanya saja secara mandiri.

Lalu bagaimana guru menyampaikan materi pembelajaran selama daring?  Pembelajaran yang bersifat daring memunculkan lahirnya aplikasi-aplikasi yang bisa mendukung proses pembelajaran itu sendiri. Aplikasi zoom meeting dianggap aplikasi yang dapat menggantikan proses interaksi di dalam kelas. Meskipun zoom meeting sifat nya one way communication tapi dianggap paling efektif dalam pembelajaran daring. Guru dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan bertatap muka secara langsung menggunakan salah satu fitur yang ada di aplikasi zoom itu sendiri. Siswa bisa menyimak apa yang guru sampaikan. Siswa juga bisa bertanya langsung atau menulis pertanyaan di fitur yang disediakan sehingga pembelajaran makin menarik. Meskipun dinilai efektif, apakah siswa sanggup seiap waktu mengikuti pembelajaran dengan zoom tersebut karena tidak semua siswa berasal dari kalangan menengah ke atas, kadangkala ada siswa untuk makan sehari-hari pas-pasan ditambhapula untuk membeli kuota. Menjawab permasalahan seperti itu, pihak sekolah mencari solusi dengan bekerja sama dengan pihak lain untuk memberikan bantuan kuota bagi siswa. Yang paling menggembirakan sekali ketika pemerintah terlibat langsung dalam memberikan kuota secara gratis kepada orang-orang yang terlibat di dunia pendidikan.  Apakah masalah tersebut selesai sampai di situ? selain masalah kuota masalah yang paling utama muncul adalah menurunnya kemauan, niat dan motivasi siswa itu sendiri dalam hal belajar. Kebanyakan siswa mengabaikan pembelajaran secara daring, tugas tidak dikerjakan, materi tidak dipahami yang ada mereka muncul dan aktif di sosmed seperti   tik tok, whatsapp, facebook, instagram dan sebagainya. 

Melihat fenomena seperti itu apakah bisa dikatakan teknologi mengambil alih tugas guru? Bagi siswa yang terbiasa berliterasi dan bernumerasi bisa memanfaatkan segala macam teknologi dalam membantunya belajar dan mencari ilmu tapi teknologi tidak menghapus fungsi guru sebagai pendidik. Guru memang tidak bertatap muka dengan siswa selama pandemi dan teknologipun tidak menggantikan tugas guru, teknologi di sini diartikan sebagai alat atau media yang dapat membantu guru menyampaikan materi pembelajaran agar pembelajaran tetap menarik dan menyenangkan. Guru dengan leluasa menggunakaan teknologi untuk memancing siswa dalam berimajinasi, berliterasi dan bernumerasi sehingga siswa terbiasa berpikir creatif dan cerdas. Meskipun jarak memisahkan guru dengan siswa, tapi tetap guru selalu mengingatkan siswa untuk tetap berprilaku sopan, disiplin, jujur dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang dibrikan oleh guru. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gadis pemalu dan sederhana kelahiran 41 tahun yang silam telah memilih tambatan hatinya "guru" sebagai profesi utama dalam nengaru...