Hidup adalah pilihan, hiasilah hidup dengan menebar kebaikan
Terlahir sebagai manusia yang berakal membuat manusia menjadi
makhluk yang istimewa. Dengan akal manusia bisa meraih kesuksesan, dengan akal
manusia bisa menciptakan berbagai macam pengetahuann dan teknologi, dengan akal
manusia bisa saling menjatuhkan, dengan akal manusia bisa saling berbagi, dan
dengan akal juga manusia bisa tenggelam. Maha dasyat sekali power manusia dalam
kehidupan. Ambisi yang dimiliki manusia kadang-kadang bisa menyakiti orang lain
apalagi tidak disertai dengan agama. Untuk mengontrol akal maka dibutuhkan
keseimbangan dunia dan akhirat. Manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas,
dengan bersyukur maka pengendalian diri dan ego akan terjaga. Dengan akal
manusia bisa menguasai dunia, dengan akal manusia mampu membolak-balikkan fakta
dan dengan akal juga manusia memiliki hati nurani untuk saling memahami, berbagi,
mengasihi, dan menyayangi.
Pertemuan ke-8 pelatihan belajar menulis hari ini menghadirkan
sosok yang rupawan, berwibawa, dan simpatik yang mengingatkanku pada abak
(ayah). Seorang yang ramah, bersahabat, jujur dan kebapakan dan suka berbagi
dengan orang lain. Beliau adalah H.
Thamrin Dahlan M.Si. Alumni Pasca Sarjana UI. Lahir di Tempino Jambi 7 Juli
1952. Purnawirawan Polri terakhir bertugas sebagai Direktur Pasca Rehabilitasi
BNN Pangkat Kombes Pol. Beliau adalah seorang Dosen dan Penulis serta Pendiri
Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD). Beliau sangat terkenal dengan
julukan pegiat literasi. Bukti dari kehebatan beliau dalam berliterasi lahirnya
37 Judul Buku hasil karya beliau. Entah sudah berapa ratus tulisan beliau yang
sudah diterbitkan. Jiwa menulisnya berkobar sampai sekarang diusia 69 tahun.
Marvelous! Kata yang bisa terucapkan untuk kehebatan beliau.
Membaca profil beliau saja sudah menggetarkan hati, apalagi sampai
membaca buku-buku beliau. Saya serasa bermimpi bisa bertemu langsung dengan
beliau meskipun hanya memalui WA.
Memukau, menakjubkan entah ungkapan apalagi yang tepat untuk beliau. Di
usia senja masih aktif dan produktif.
Terkesima dan Merinding kata yang tepat setelah membaca materi yang dishare. Kata-kata yang dipilih dalam penyampaian materi mengagumkan. Wajarlah beliau disebut pegiat literasi. Tak terbayangkan beliau mampu menghasilkan tulisan seindah itu. Singkat, padat, jelas, dan bernyawa. Alangkah hebatnya! Lihat dan bacalah kalimat beliau dengan seksama, “Buku Muara Tulisan. Tanpa kita sadari setiap orang sebenarnya sudah pasti memiliki buku. Buku dalam artian tercantum nama seseorang di sampul / cover depan buku. SD buku dituliskan oleh Bapak Ibu Guru yang baik hati dalam bentuk raport. SMP, SMA, SMK para pelajar dan siswa sudah di wajibkan menyusun karya tulis walaupun terkadang berupa kerja kelompok namun makalah itu dijilid jadilah buku. Perguruan Tinggi, kualitas buku seorang sarjana itu memiliki harkat terhormat. Bersebab buku yang dinamai Skripsi, Tesis dan Disertasi Tulisan tulisan itu ibarat air mengalir. Tetes demi tetes bergabung menjadi satu, mangalir jauh mencari tempat terendah akhirnya bermuara dilautan. Itulah Buku. Sejatinya buku adalah kumpulan tulisan nan terserak. Selaiknya karya gemilang, olah pikir perlu diselamatkan menjadi kitab. Kalimat-kalimat yeng mengalir secara tak langsung tersirat makna menyadarkan kita semua bahwa kita sebenarnya telah menulis membuat buku, hanya saja kita tidak menyadarinya. Ungkapan yang terucap di atas juga mengandung makna memotivasi dan membujuk pembaca untuk selalu menulis. Kata-kata beliau adalah bukti kita mampu membuat buku. Tinggal bagaimana kita mengasah dan berlatih menulis secara terus menerus.
Dalam materinya beliau juga menyampaikan kepada kita, bahwa semua orang bisa dan mampu menulis hal itu dapat dilihat dari keseharian kita yaitu ketika kita bisa berbicara maka otomatis kita bisa menulis karena menulis sesungguhnya merupakan pekerjaan atau aktivitas pemindahan apa yang terucap atau apa yang disampaikan ke dalam sebuah kertas dengan menggunakan alat bantu menulis. Hanya saja proses penerapannya membutuhkan pembiasaan. Jikalau sehari kita mampu mengucapkan ratusan kata, jika kita tuliskan kata-kata tersebut maka akan menjadi sebuah cerita, cerita nyata atau true story. Atau jikalau kita sedang bersedih kita tuangkan alasan kita ke dalam bentuk tulisan maka akan menjadi cerita. Cerita untuk kita sendiri. Paling tidak dengan bercerita, hati menjadi nyaman dan tenang. Tuangkanlah segala kemarahan, kebencian, dan juga kegembiraan ke dalam tulisan, tanpa sengaja kita sudah membuat cerita atau tulisan.
Dalam menulis kita akan menjumpai beragam macam kategori
tulisan atau artikel diantaranya adalah; 1) Artikel Deskriptif yaitu kegiatan
melukiskan atau menggambarkan pertanyaan yang berkaitan dengan what, who, why,
when, where (5 W) dan how (1 H). 2) Artikel Eksplanatif yaitu artikel atau
tulisan yang ditulis dengan mengikuti standar-standar penulisan ilmiah biasanya
data dikumpulkan melalui penelitian dengan mengikuti tahap-tahap ilmiah. Di
dalamnya terdapat penjelasan secara rinci tentang apa yang diteliti sehingga
data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dan objektif. Bentuk tulisannya
seperti karya ilmiah (Skripsi/Tesis/Disertasi/jurnal) dan opini (Ipoleksosbudhankam).
3) Fiksi yaitu menuangkan atau menulis cerita sebebas mungkin menurut isi
pikiran penulis dimana di dalamnya mengandung unsur seni. Fiksi bisa berbentuk
puisi, novel, cerbung, cerpen,dan pantun.
Selanjutnya dalam menulis, kita perlu memiliki atau
menguasai strategi tertentu supaya apa yang dituliskan bisa sinkron atau
selesai saat itu. Salah satu metode yang dimaksud adalah metode sekali duduk
jadi. Apa maksud metode tersebut? Metode sekali duduk jadi maksudnya adalah ketika
kita sedang menulis, jangan sekali-kali meninggalkan tulisan yang kita tulis
untuk menghindari hilangnya ide-ide yang telah tercipta saat itu sehingga
tulisan tidak tuntas. Kemudian abaikan kesalahan ketikan atau kesalahan dalam
menulis atau mengetik kata, biarkan kesalahan tersebut ada ditulisan karena
kesalahan itu bisa diperbaiki ketika kita meriview, merevisi dan mengedit
tulisan. Selanjutnya ketika blank atau pikiran kosong, tinggalkan paragraf
tersebut dan buatlah paragraf baru dengan ide baru tapi masih nyambung dengan
tema yang ditulis. Berikutnya baca berulang ulang tulisan yang telah ditulis
untuk memastikan tulisan tersebut benar-benar sudah bagus dan baik saat proses
editing. Sebagai penulis pemula sebaiknya
membuat kalimat pendek seperti dalam satu kalimat terdiri dari 9 kata dan paragraf
yang dihasilkan cukup 5 paragraf saja. Gunakan bahasa bicara/ tutur
kata seperti saat kita berbicara sehingga mudah dimengerti atau dipahami.
Kemudian kalimat atau paragraf yang
dihasilkan mesti runtut dan tidak kacau. Yang terakhir posting tulisan
di media sosial. Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, moga saja tulisan
yang dibuat menarik dan dapat dinikmati oleh pembaca.
Coba cermati apa yang beliau katakan diawal karir menulis beliau, “19 Agustus 2010 saya mulai menulis di media sosial kompasiana.com. Terbata bata, berkeringat, resah gelisah, kuatir.” Tenyata beliau juga merasakan hal yang sama seperti kita saat ini, hanya saja beliau berlatih terus menerus dan merasa tertantang untuk terus menulis membawa beliau pada kesuksesan dalam menulis. Pertanyaannya adalah apakah kita sanggup seperti itu? Mengalami proses naik turun, kadang menulis lancar dan tetiba ide hilang membuat kita berhenti menulis. Tapi kalau kita siap dengan segala rintangan yang ditemui maka kita akan mengikuti jejak beliau.
Penyampaian materi satu ke materi lain mampu menghipnotis saya, beliau menggunakan pilihan kata yang jarang
digunakan oleh orang lain seperti kata berikut keajaiban 3 Rahasia Dunia
Jurnalistik. Apa saja rahasia yang dimaksud? 1) Ternyata setiap tulisan itu
memiliki Roh. Roh dalam artian tulisan hidup dengan syarat karya ketik di
syiarkan ke media sosial. Ketika Tulisan dibaca apalagi diberi komentar (terlepas
tanggapan baik atau mencemooh) maka anda sudah berhasil menjadi penulis non
buku harian. 2) Biarlah tulisanmu itu membela dirinya sendiri. Biarlah bukumu
itu mengikuti takdirnya ( Buya Hamka) Buku Bukan Orang Terkenal sampai ke Pak
Prabowo Subianto. Terbit Buku Prabowo Presidenku 3) Surprie tak terduga .
Mendapat kesempatan bicara di depan Presiden Jokowi. Tiap-tiap kata yang
dipilih benar-benar indah. Saya merasa tulisan beliau benar-benar bernyawa dan
memiliki roh. Apalagi kalimat –kalimat berikut
membuat saya termotivasi untuk terus menulis. “Tulisan tulisan itu ibarat air
mengalir . Tetes demi tetes bergabung
menjadi satu, mangalir jauh mencari tempat terendah akhirnya bermuara di
lautan. Itulah Buku. Sejatinya buku
adalah kumpulan tulisan nan terserak. Selaiknya karya gemilang, olah pikir perlu diselamatkan menjadi kitab.” Luar biasa
sekali.
Hal lainnya yang tak kalah menarik adalah ketika beliau
menyampaikan dan berbagi bagaimana caranya bisa menerbitkan buku secara gratis
di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD). Pertama Penulis telah memiliki Naskah
Buku. Kedua Penulis aktif posting tulisan di website YPTD terbitkanbukugratis.id
setelah terkumpul 40 artikel maka buku akan diterbitkan. Terakhir YPTD
menerbitkan buku ontologi berupa kumpulan tulisan yang di posting dalam 1 bulan.
Siapa yang tidak senang mendapatkan
informasi seperti itu? Saya senang dan bahagia sekali mendapat informasi
langsung dari beliau sehingga angan-angan memiliki buku selama ini segera
diwujudkan dalam waktu dekat. Tiada lagi yang namanya menulis itu susah, yang
susah adalah memulai untuk menulis.
Perkuliahan hari ini benar-benar menarik dan berjalan begitu
cepat, tiada terasa kami sampai pada sesi terakhir yaitu tanya jawab. Semua
pertanyaan dijawab dengan lancar oleh beliau. Saya sangat puas dengan jawaban
yang diberikan tentang pertanyaan saya, bagaimana caranya membuat tulisan kita
memiliki roh, sehingga menarik untuk dibaca? Dengan lancar beliau menjawab,”Waduh
sampai merinding seru juga neh pertanyaan tentang ROH. Setiap tulisan itu ada
yang memiliki roh dan ada juga yang tidak bernyawa. Buku Harian yang sifatnya sangat rahasia
tidak memiliki Roh, karena ditulis sendiri, dibaca sambil menangis atau ketawa
sendiri. Sebaliknya tulisan itu
memiliki Roh ketika karya kita di share / kirim ke media sosial. Seketika Tulisan memiliki Roh ketika dibaca
khalayak. Apalagi ketika karya itu di beri
komentar, maka tulisan itu bernyawa. Jangan pernah ragu mengirim tulisan ke
media sosial ketika niat menulis untuk berbagi kebaikan untuk kemaslahatan
umat. Pembaca merasakan
"sesuatu" dari posting kita maka serta merta kebahagian dan kepuasan in material menjadi milik anda . Tulislah yang bermanfaat, upayakan tidak mem
produksi Hoaks agar aman negeri ini.
Salam Literasi.” Jadi, kalaulah menulis hanya sekedar menulis tak
berarti banyak bagi penulis akan tetapi jikalau tulisannya dibagikan ke
khalayak ramai maka tulisan akan memiliki roh. Tulisan tersebut akan dibaca
orang banyak. Tulisan tersebut akan ditanggapi, dikomentari dan mungkin juga
akan disanggah.
Saya juga sangat terkesan dengan kalimat closing beliau, “kita saling berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas Literasi Indonesia. Semoga perjumpaan ini memberikan manfaat bagi kita semua. Sesuai dengan komitment YPTD membantu penulis menerbitkan buku perdana ber ISBN tanpa biaya kami tunggu Bapak Ibu Guru untuk memperoleh Mahkota seorang Penulis. Buku adalah keabadian bukti tak terbantahkan bahwa seorang anak manusia pernah hadir di muka bumi Ini. Buku memiliki durasi terlama bahkan sampai hari kiamat dibanding usia manusia.” Benar-benar menawan kalimat beliau. Aku terpukau dan termotivasi untuk senantiasa belajar, berlatih dan terus menulis. Karena keberhasilan dan kesuksesan dalam menulis akan tercapai kalau terus lakukan. Mari jadikan menulis is habit dan menulislah sepanjang hayat.
Tanggal pertemuan: 21/04/2021
Resume ke: 8
Tema: Buku Mahkota Penulis, Buku Mutiara Tulisan
Narasumber: Thamrin Dahlan, SKM, M.Si
Gelombang: 18
Pangkalpinang Okmi032021
kereeen bu okmi....semakin mantap... pengembangan tulisan yang oke punya...sukses terus buat ibu semangat menulis...๐๐๐
BalasHapus❤️❤️❤️
BalasHapusWaaah mantap tulisan nya bunda Okmi, lanjutkan๐
BalasHapusTerima kasih bunda2 hebat.
BalasHapus