Senin, 21 Juni 2021

Menulis Semudah Ceplok Telur? Benarkah?


Pertemuan ke-29 malam ini ternyata pertemuan malam  terakhir. Tidak terasa tiga bulan sudah mengikuti pelatihan belajar menulis PGRI di bawah naungan Om Jay. Kesedihan itu lah kata pertama yang dirasakan. Kebersamaan, kekeluargaan  dan kekompakkan  kelas menulis sangat terasa sekali meskipun tidak pernah bertatap muka langsung. Tak pernah terbayangkan bisa bertemu teman-teman semua dan Om Jay beserta tim dan juga nara sumber hebat. Takdir telah mempertemukan kita semua. Semoga kita tetap saling bersapa meskipun telah berpisah. 

Kelas terlebih dahulu dibuka oleh Omjay dan memberikann sedikit kata pengantar. Kata-kata beliau sangat mengena di hati. Untaian kata beliau sangat puitis membuat dadak sesak membacanya. Selanjutnya moderator cantik bu May, membuka kelas dan menyapa kami kami semua. Kalimat bu May juga menambah kegalauan di hati. Betapa berat rasanya perpisahan ini, tapi di setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. 

Sebagai bagian dari susunan acara malam ini, bu May mengisi kelas ini  dengan sajak yang sangat puitis yang berjudul  Memeluk Rindu Seabad, oleh Maesaroh.


Aku akan memeluk rindu seabad
Setelah api pertemuan hampir padam
Jemariku hanya menari 
See you good bye.

Binar di mataku menguap hingga pucuk kesedihan
Terjerambab pada rindu seabad
Lewat angin dan hujan
Ku titipkan rindu yang lupa berteduh.

Rindu tercipta atas sebuah perpisahan
Senja pun pulang membawa temaram
Setampuk lamunan menarik harapan
I wanna meet you.

Perpisahan ini hanya ilusi
Biarkan kenangan menjadi guru
Menjadi kapal-kapal rindu
Yang berlayar menuju impian.

Lebak, 21 Juni 2021

Perpisahan bukan ilusi. perpisahan ini nyata. kita tidak bisa lagi belajar langsung dengan nara sumber meskipun kita juga mendapat materi yang sama dengan grup 19. Tidak ada yang bisa mencegah perpisahan ini. Perpisahan bukan berarti kita tidak berjumpa lagi. Perpisahan menandakan kita telah usai belajar bukan berarti kita usai menulis. Perpisahan ini memberi sinyal kepada kita untuk mengaplikasikan apa yang telah kita dapat selama tiga bulan ini. Moga kita semua bisa mengikuti jejak pegiat literasi andal dan hebat. 

Binar-binar air mata tak bisa lagi dibendung. Perpisahan ini benar-benar menyayat hati. Banyak kenangan yang tak bisa dilupakan begitu saja. Kesedihan makin bertambah ketika munculnya beberapa video kenangan yang bisa dibuka di link berikut;
http://syamsul70.blogspot.com/2021/06/perpisahan-pelatihan-menulis-gelombang18.html

MAta kembali memerah ketika salah satu peserta menyampaikan pesan dan kesan selama mengikuti pelatihan belajar menulis gelombang 18 ini. Pelatihan belajar menulis yang sungguh luarbiasa ini telah mengajarkan banyak hal. Dari yang tadinya tudak tahu apa itu blog apalagi menggunakannya, kini melalui wadah pelatihan ini kami bukan hanya sekedar tahu tapi kini blog menjadi sahabat keseharian kami. Kami yang tadinya ragu untuk menulis, tidak percaya diri, takut ditertawakan, melalui wadah pelatihan ini, jiwa menulis kami terus dipupuk hingga tumbuh benih-benih keyakinan dan memiliki insting kuat tuk menulis bahkan kini satu demi satu, buku karya kami mulai terbit.

Setelah mengikuti pelatihan belajar menulis ini barulah kami menyadari betapa nikmatnya menulis, menyalurkan apa yang ada di isi kepala, apa yang ada di hati, apa yang dilihat oleh mata. Setiap hari muncul gejolak dalam hati tuk menggerakkan tangan walau hanya tuk menggoreskan sebuah kalimat. Bersama pelatihan ini juga hati kami di ikat menjadi satu keluarga. Rasanya baru kemarin kebersamaan ini kita buat, ternyata kini sudah di ujung perpisahan. Semoga kebersamaan ini bukanlah yang terakhir karena hari esok masih panjang tuk mengukir cerita bersama. Bahkan jika dibuat cerita tak akan pernah berakhir cerita kita. Peserta pelatihan angkatan 18, tak akan ada kata yang sanggup tuk melukiskan kebersamaan kita. Love so much 😘😘❤️❤️.

Lagi dan lagi kami dibuat menangis dan tersedu.  Melalui ucapan terima kasih, bu Tuty's kembali membuat kami main terharu. Alhamdulillah malam ini kita msh dapat bertemu secara maya via WA grup yang sangat kita cintai ini. Pada pertemuan terakhir ini, izinkan saya mewakili rekan-rekan peserta pelatihan menulis gelombang 18 menyampaikan banyak terima kasih kepada penulis-penulis  hebat yang telah mewakafkan ilmunya dengan ikhlas dan hanya mengharap imbalan pahala dari Allah SWT. Kepada tim dan narasumber hebat komunitas ini, Omjay, Bu Kanjeng, Pa Brian,  Bu Aam, Bu Ditta, Pak Haji Thamrin Dahlan, Bu Rita, Bu Noralia, Prof Eko Indrajid, Pa Cipto, Cak Inin, Pak Emcho, Pak Dedi Dwitagama,  Pak Akbar Zainudin, Cang Ato, Bu Mayor Nani, Pak Suparno, Pak Ajinatha, Pak Susanto, Pak Sudomo, Pak Joko, Pak Edi, dan  narasumber lainnya yang maaf belum saya sebutkan (berarti saya tdk menyimak materinya, hehe.. ).  

Kami sangat berterima kasih atas ilmu, waktu, tenaga,  dan kesempatan kepada kami hingga kami bisa mengenal liku-liku menulis dari awal menemukan ide, teknik menulis, mengenal blog, sampai ke jenjang penerbitan. Semuanya sudah kami ketahui dari pelatihan ini. Semangat, motivasi, dan inspirasi selalu ada dan kami dapatkan dari kegiatan ini. Semoga ilmu yang Bapak/ Ibu narasumber berikan akan memberi manfaat khususnya utk kami para peserta, umumnya untuk semua guru di seluruh pelosok negeri ini, aamiin. 

Sekali lagi, saya haturkan terima kasih, mohon maaf apabila dalam pelaksanaannya ada salah dan khilaf dari kami. Insyaa Alloh kami akan jaga selalu silaturahmi, sehingga kemenangan bukan milik pribadi, akan tetapi milik kita bersama, sebagai penulis yang dirindukan oleh pembacanya. 
Demikian ucapan terima kasih dari kami. Akhirul kalam, saya ucapkan jazakumullohu khoiron katsiro, wassalamualaikum wr. wb.

Berikut adalah kata mutiara yang dapat dijadikan motivasi ketika menulis.  

"Menulislah tiap hari dan buktikan apa yang terjadi."
"Biarkan tulisanmu menemukan takdirnya sendiri"
"Menulis itu seperti pipis dan pup, kerjakan, nikmati, lupakan."

Beruntung sekali bisa bergabung dengan teman-teman hebat. Belajar bersama-sama dan dan saling berbagi. Lebih bersyukur lagi  bisa bertemu dan berguru langsung dengan orang-orang hebat, terkenal dalam kehebatan karya-karya mereka dan sangat murah hati. Semoga semua kebaikan dapat menular pada kami. 

Sebagai materi penutup pelatihan malam ini, kami dipertemukan dengan sesosok perempuan hebat lain nya yang bernama Lilis Sutikno. Saya suka dengan kalimat beliau "Menulis adalah berteriak pada dunia tanpa suara." Benar sekali kalimat beliau. Apa yang kita rasakan dituangkan ke dalam tulisan. Tulisan dibukukan . Ketika dibukukan semua orang akan membacanya. Dengan demikian semua orang akan tahu apa yang kita tulis. 

Beliau juga jebolan kelas belajar menulis di bawah naungan Om Jay. Berikut adalah ulasan beliau tentang manfaat yang didapatkan setelah mengikuti kelas ini. "Dari kelas ini nama saya menjadi besar dan dikenal banyak guru-guru se-Indonesia. KELAS ini telah memberikan saya inspirasi memberikan tongkat estafet kepada penulis muda berbakat dalam kelas mini di Nusa Tenggara Timur. Dengan nama KELAS WAG MBI (kelas belajar menulis pasti menjadi buku ber-ISBN). Dari lubuk hati yang paling dalam saya mengucapkan banyak terima kasih untuk semuanya kepada Om Jay. Hingga detik ini peran Om Jay dalam dunia menulis saya sangat luar biasa."

Tema yang akan mbak Pipin bawa malam ini adalah Menulis Semudah Ceplok Telur. Benarkah? Mari kita lihat penjelasan beliau. Tanpa membaca jangan pernah bermimpi, Ibu dan Bapak akan menjadi penulis !!! Itu hal yang mustahil akan terwujud. Selalu dan selalu kami diingatkan tentang kunci keberhasilan dalam menulis adalah membaca. Membaca adalah jendela dunia. Makin banyak baca makin banyak tahu. Dengan banyak tahu makin mudah mengembangkan tulisan dan ide-ide ketika menulis. Benar-benar menginspirasi mbak Pipin. 

Banyak karya hebat yang telah dihasilkan oleh mbak Pipin di antaranya adalah lahirnya buku antologi yang berjudul Secercah harapan Dalam Keterbatasan."  Berkumpul dan belajar   dengan orang hebat membuat kita makin bersemangat untuk mengikuti kesuksesan mereka. Memang nasib dan takdir tiap orang tidak sama, selagi ada niat baik untuk mewujudkan yang diinginkan lambat laun pasti akan terwujud. Waktulah  yang akan menjawab nya. Jika tidak hari ini, maka ada esok, jika tidak esok masih ada hari berikutnya. Yang terpenting kita punya niat dan selalu memotivasi diri untuk maju dan terus berjuang sehingga apa yang dicita-citakan terwujud. 

Saya sangat tersentuh dengan kalimat yang beliau tinggalkan untuk kami, "Mari mulai berani menulis.  Belajar menulis dalam komunitas yang membawa Ibu dan Bapak menjadi penulis buku ber-ISBN. Beliau juga meninggalkan jejak lewat kalimat  Pramudya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah” "Sebagai pengarang saya masih lebih percaya kepada kekuatan kata daripada kekuatan peluru yang gaungnya hanya akan berlangsung sekian bagian dari menit, bahkan detik." 

Ajakan dan pesan beliau sangan menginspirasi. Dari awal sampai akhir pertemuan tiada berhenti beliau menggaungkan kata, "Mari menulis!"
Sebab  . . .
Menulis itu semudah ceplok telur, maka menulislah.
Menulis adalah luapan rasa cinta yang tak sampai, agar cinta kita tersampaikan dengan sempurna maka menulislah
Menulis adalah berteriak kepada dunia tanpa suara
Maka...
Menulislah Agar dunia tahu siapa dirimu

Materi yang sangat menarik sebagai penutup pelatihan belajar menulis PGRI gelombang 18. Banyak sekali ilmu dan kalimat yang memotivasi dan memompa semangat kami untuk terus menulis. Menulis lah senyaman mungkin, menulislah sesuka hati. Menulislah dengan bebas dengan begitu menulis tidak menjadi beban. Tuliskan apa yang dirasakan. Menulislah ketika dalam kesedihan. Menulislah tentang kebahagiaan, menulislah tentang apapun. 

Dalam sesi tanya jawab, saya terkesan dengan jawaban beliau ketika menjawab pertanyaan Om Jay. Apa kesulitan yg ibu hadapi saat membuat buku antologi? Terima kasih Om Jay, menulis Antologi itu sama dengan NUBER Nulis Bersama, bagi saya yang hingga kini sulit adalah, saya tak bisa rem cerita Om Jay. Karena itu saya buat komunitas sendiri dengan menulis Antologi yang memiliki Kepribadian sama dengan saya, mau nulis suka-suka.Jadi peserta nya sedikit buku nya tebal. 

Jadi siapakah yang dapat dijadikan superhero dalam berliterasi? Jawaban saya singkat, jelas dan padat. beliau adalah Om Jay. Orang yang telah melahirkan dan mengispirasi penulis-penulis hebat baik yang baru lahir maupun yang telah mengikuti jejak beliau. Terima kasih banyak Om Jay, engkau pantas disebut sebagai bapak literasi.

Semoga setelah mengikuti pelatihan ini, semangat menulis kami terus berkobar. Semoga tulisan yang kami hasilkan bisa bermanfaat dan memotivasi orang lain. Hal yang akan terus saya gaungkan untuk diri saya sendiri adalah menjadikan menulis is habit. Bila telah menjadi habit maka saya akan terus menulis dalam kondisi dan situasi apapun. Ketika menulis tidak bisa ditinggalkan maka terwujudlah menulis sepanjang hayat. Dengan demikian menulis akan mendarah daging dalam tubuh ini. Hidup tak kekal dengan bertambahnya usia, maka akan ada tulisan yang ditinggalkan yang akan menjadi kenangan untuk anak cucu. 

Ingin saya tutup perjalan pelatihan belajar menulis ini dengan sebuah pantun, semoga teman-teman semua berkenan. Sampai ketemu di lain waktu.
Baca buku di waktu subuh
Sambil masak lauk dan  nasi
banyak ilmu tumbuh di tubuh 
akan segera diaplikasi

Ini adalah perjalanan hidup yang tidak mudah untuk dilupakan karena kita akan mengingat satu sama lain dalam buku yang telah hadir di antara kita. Semoga ilmu yang kita peroleh bermanfaat sepanjang masa.


Jumat, 18 Juni 2021

Menulis Di Kala Sakit, Siapa Takut?


Perkuliahan ke-28 malam ini kembali mempertemukan kami peserta belajar menulis PGRI dengan orang hebat seperti Om Jay, bu Ditta, dan bapak Suharto. Bu Ditta akan menemani kami belajar selama lebih kurang dua jam karena beliau yang akan memandu perkuliahan malam ini. Ada pun materi yang akan disampaikan adalah Menulis Di Kala Sakit. 

Saya bertanya dalam hati, benarkah kita mampu menulis di kala sakit? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, saya mengikuti dan membaca seputar pengalaman dan apa yang beliau alami selama sakit. Mendengar cerita beliau serasa baru selesai menonton film. Yang pasti saya sangat terharu. Ujian yang luar biasa berat dari Yang Maha Kuasa mampu dilalui oleh Cing Ato. Benar-benar sebuah mukjizat. Semoga Cing Ato segera sembuh dan diangkat semua penyakitnya. 

Apakah Cing Ato memang suka menulis dari awal karir menulisnya? Mari disimak bagaimana pengalaman beliau awal Menulis. Sudah lama saya ingin menulis. Saya sudah berusaha membeli buku tentang tulis-menulis. Saya juga pernah ikut acara jurnalis. Tapi tetap saja tidak bisa menulis. Pernah saya di undang untuk menulis, tapi katanya hasilnya masih kaku, karena sifatnya hanya memindahkan dari buku cetak. Terus terang saya tidak bisa merangkai kata menjadi sebuah kalimat, apalagi kalimat yang indah dan mempunyai ruh atau inspiratif.

Tapi saya tidak putus asa, ketika lagi bumingnya literasi di sekolah-sekolah, saya memcoba masuk kedalamnya. Saya perhatikan peserta didik hanya dipinta membaca buku pada hari tertentu oleh pembina literasi. Saya pun ikut membaca buku, kebetulan saya suka membawa buku selain buku pelajaran. Dari sinilah saya tertarik untuk menulis, walaupun pernah menulis, tapi tidak pernah jadi. Saya mencoba mencari wadah pelatihan menulis. Saya buka Facebook, saya dapati ada pelatihan menulis di wisma UNJ. Di sinilah saya kenal dengan pak Namin, Om Jay, Om Dedi, dan lainnya hingga saya sering ikut kegiatan beliau.

Dari pelatihan tersebut saya sedikit banyak mengetahui cara menulis, terutama apa yang disampaikan oleh Om Jay." Tulis apa yang ada disekitar kita, tulis yang sederhana dahulu, tulis yang kamu bisa dan kuasai, serta mulailah menulis apa yang kamu alami dan rasakan" itulah sepenggal kalimat yang saya pahami sampai sekarang. Tapi kalimat inspiratif yang menjadi kartu nama beliau"Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi"  kemudian saya buat turunannya"Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi".

Saya pun berguru lagi dengan media guru, dari sana saya menerbitkan buku perdana solo"Mengejar Azan" buku cerita tentang perjalanan menuntut ilmu. Dasarnya dari Om Jay lalu dipoles oleh media guru. Kebahagiaan tak terkira pada saat itu, mempunyai kebanggaan tersendiri hingga teman-teman ingin memiliki buku saya.Namun,  untung tak dapat diraih dan malang tak dapat dihindari. Tetiba badai tornado menghantam tubuh yang ganteng ini. Lumpuh total tidak ada bisa bergerak bahkan napaspun tak bisa. Hanya tersisa mata, telinga, dan memori. Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un. 

Berapa lama beliau dirawat? Kita lanjutkan cerita Cing Ato? 1,5 bulan di ruang ICU, 3 bulan di ruang HCU, 2 Minggu di ruang inap biasa. Pulang dalam kondisi lumpuh. Satu tahun badan tak bergerak, setelah satu tahun mulai ada gerakan tangan, butuh enam bulan tangan kiri bisa memegang wajah, lalu disusul tangan kanan. Jari tangan masih kaku dan tidak bisa menggenggam, untuk menekan remot saja tidak mampu. Suntuk itu pasti 1.5 tahun hanya berbaring. Tidak tahu perkembangan dunia luar seperti apa. Oh my God.

Di sini lah cerita semakin menantang. Menulis Dikala Sakit. Suatu hari handphone istri tertinggal dan berdering. Saya coba minta asisten rumah tangga untuk mengambilnya dan meletakkan di atas dada saya. Saya coba untuk menyentuh, Alhamdulillah, bisa terbuka. Dalam hati kecil berkata ke mana ya, handphone milik saya, sudah 1,5 tahun lepas dari saya.

Ketika istri pulang dari sekolah, saya pinta HP saya dan sekaligus minta dibelikan kartu baru. Karena yang lama mati. Tak pikir panjang istri mencari HP dan membelikan kartu baru. Terasa hidup kembali.Saya berusaha menggunakan HP walau tidak bisa menggenggam, cukup beli alat HP lalu disangkutkan pada jari jempol tangan kiri dan menulis menggunakan jari tengah. Bagus jari manis dan kelingking tertekuk hingga tidak menghalanginya untuk menulis. Karena jari tengah yang terpanjang, maka saya gunakan untuk mengetik.  Ternyata semua yang terjadi ada hikmahnya. maka itu syukuri saja dan jangan mengeluh pasti Tuhan punya maksud tertentu.

Mulailah melacak Facebook saya, cukup makan waktu 3 hari baru bisa terlacak. Alhamdulillah, sejak itu saya memposting kondisi saya, hingga banyak simpati dan empati berdatangan.

Dalam hati kenapa saya tidak menulis sesuatu yang bermanfaat untuk orang banyak. Akhirnya saya menulis apa yang pernah saya baca, lihat, dan saya dengar. Karena saya senang dengan motivasi, maka saya hampir setiap hari menulis artikel sederhana tentang motivasi hidup. Di samping juga menulis tentang apa yang sedang terjadi pada diri saya.

Banyak respon positif berdatangan, hingga banyak yang membaca bahkan selalu menunggu tulisan berikutnya. Saya pun tambah semangat. Sehingga tidak tidur sebelum ketemu bahan untuk ditulis besok. Setiap habis salat subuh hingga jam 7 saya menulis. Menulis sambil rebahan di atas kasur. Setelah saya bisa duduk baru saya menulis di atas roda. Saya menulis di mana saja. Terkadang di atas kasur, di luar rumah ketika menjemur badan, di mobil sambil menikmati macatnya arus lalulintas, di rumah sakit sambil nunggu panggilan dokter. Ya, pokoknya di mana saja ada di situlah saya menulis. Bahkan ketika sedang terapi pun saya suka menulis.

Di tengah perjalanan ada sahabat (Om Jay) yang saya kenal menghubungi saya. Lewat WhatsApp dan vicol. Dia akhirnya mengajak saya untuk ikut pelatihan menulis. Walau dalam serba keterbatasan dan leher masih memakai alat trakeastomi dan hidung masih memakai NGT untuk selang makan. Saya menyatakan ikut. Kalau lelah dan pusing saya tidak ikut, tapi materinya saya simpan diaplikasi catatan. Aplikasi catatan yang ada di HP itu tempat saya menulis setelah itu baru saya share ke blog dan Facebook.

Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi. Turunan kalimat dari Om Jay ini mujarab. Kalimat ini sebagai penyemangat saya, sekaligus saya pun ingin membangkitkan dan mengajak teman keluar dari zona nyaman. Walau terkadang dinyinyir saya tetap maju pantang surut ke belakang. Karena saya ingat pesan Om Dedi"Ingat apa yang menurut kita bagus belum tentu orang lain menerima" artinya terus berjuang. Apa yang terjadi bapak dan ibu guru yang super. Akhirnya teman saya satu persatu mengikuti saya dan mereka sudah mempunyai karya bahkan murid saya pun mengikuti dan sudah menghasilkan karya. Begitu juga teman-teman di medsos dia menulis karena terinspirasi dari saya. Eh, jadi haru

 Dari sinilah lahir buku demi buku secara estapet. Sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya. Kemustahilan versus realita berwujud keniscayaan. Kalau kita ingin belajar, belajar, dan belajar pasti kita bisa. Lelah pasti ada apalagi dalam kondisi serba keterbatasan, memegang buku saja saya susah, begitu juga membuka buku. Dengan bantuan istri, anak, dan asisten rumah tangga, saya bisa membaca buku untuk memperkaya tulisan saya. Ya, menulis itu identik dengan membaca. Jangan berpikir menjadi penulis kalau malas baca.

Kemudian saya memcoba untuk membuka laptop walau berat jari ini untuk menekan hurup dan angka, tapi saya paksakan hingga tanpa sadar sebagai media terapi saya jari akhirnya kuat menekan hurup-hurup. Saya pindahkan tulisan yang ada di blog dan Facebook ke laptop. Saya kelompokkan sesuai tema yang saya inginkan. Lalu saya edit hingga menjadi sebuah buku. Untuk mempertajam tulisan saya berguru dengan pak Akbar zaenudin penulis buku best seller Man Jadda wa Wajada. Jadilah sebuah buku motivasi.

Ternyata menulis dikala sakit, banyak yang merespon positif dan inspiratif. Banyak teman guru baik di dunia nyata maupun Maya. Melontarkan kalimat-kalimat sanjungan." Bapak merupakan motivtor saya" " bapak guru inspiratif" " saya malu pada diri saya bapak yang sakit saja bisa berkarya, sementara saya tidak". Itulah di antara kalimat yang terlontar dari para sahabat.

Kedatangan youtuber. 

Bukan saja mendapat sanjungan dari para sahabat medsos. Ternyata para youtuber pun sampai datang berkunjung ke rumah dan berjumpa dengan saya. Mereka melabelkan saya sebagai guru motivator yang inspiratif.

Menjadi Narasumber

Saya tidak menyangka ada orang ngelirik saya untuk diminta menjadi narasumber. Walau dahulu terbersit dalam hati, suatu saat saya akan menjadi narasumber.  Pertama datang dari sahabat saya, dia meminta untuk mengesi pada acara motivasi di grup guru ,tapi saya tolak karena saya masih terbatas bicara. Selanjutnya beliau belum mengabarkan lagi. Walau belum terlaksana, setidaknya memberi motivasi kepada saya. Ternyata ada juga melirik.

Kedua, datang dari Om Jay. Saya liat nama saya ada urutan daftar narasumber, tapi terutulis Cang Ato bukan Suharto. Akhirnya saya cuekin saja. Eh, sudah mendekati waktunya baru saya dihubungi oleh bunda Aam Nurhasanah. Tanpa pikir panjang saya sanggupin saja. Jadilah saya mengisi pada pelatihan menulis gelombang 17. Eh, ternyata dipanggil lagi pada gelombang 18 ini. Ya, sudah kepercayaan seseorang jangan diabaikan. Kesempatan tidak datang dua kali.

Luar biasa sekali seorang Bapak Suharto, dalam keadaan sakit beliau mampu berkarya. Saya sebagai peserta pelatihan sangat ingin tahu bagaimana pean istri beliau ketika sakit, akhirnya saya mengajukan pertanyaan melalui sesi tanya jawab. Izin bertanya. Maaf sebelumnya jika pertanyaan saya agak ngelantur. Bagaimanakah seorang istri menyikapi kondisi bapak di awal bapak mulai menulis ketika sakit dan bagaimana keterlibatan beliau dalam  masa penyembuhan?

Pertama,

Peran istri. Ketika saya sakit yang tersanjung adalah istri saya. Wanita super bukan raganya yang beliau berikan bahkan seluruh warisannya habis untuk biaya saya..

Untuk melihat seorang istri yang hebat, lihat ketika suaminya terkena musibah bertahun-tahun.

Istri saya luar biasa. Untuk melihat bagaimana peranannya silahkan baca buku saya.

Saya belum puas dengan jawaban beliau, karena beliau  menggantung jawabannya. Saya merasa tertantang untuk memiliki buku yang dimaksud beliau.

Berikut adalah karya hebat Cing Ato;

Sebelum sakit

1. Mengejar Azan (2018)

Untuk buku pertama Mengejar Azan. Sebelumnya judul agak seram dan terjadi pro dan kotra. Apa itu? Terpaksa Tuhan Kutantang. Ini adalah sebenarnya rengekan seorang hamba yg hampir putus asa. Karena setiap tes PNS tidak pernah lulus. Pada akhirnya dia berkata kepada Tuhan" Tuhan jika tahun ini Kau tidak luluskan saya jadi PNS, maka saya akan berhenti jadi guru." Apa yang terjadi ternyata rengekannya di dengar. Pas tahun itu dia lulus bersaing dengan 16.000 peserta. Allahuakbar

Setelah sakit

2. GBS Menyerangku (2020)

3. Menuju Pribadi Unggul (2020)

4. Belajar Tak Bertepi (2021)

5. Kisah inspiratif Seni Mendidik Diri (2021)

Masih draft

6. Lentera Romadan 

7. Menulis itu gampang

8. Aisyeh Menunggu Cinte ( novel)  

Insyallah semester genap ini harus terbit.Dan masih banyak yang masih berserakan di blog dan Facebook yang belum dihimpun.

Perkuliahan malam ini, saya tidak banyak menghasilkan tulisan, yang dihasilkan adalah bagaimana menggabungkan cerita dan pengalaman beliau ketika sakit. Saya berkhayal seandainya cerita beliau difilmkan, akan ada berjuta air mata yang luruh. 

Istri beliau pasti orang hebat, sabar, penyayang dan pastinya pintar. Melalui tangan beliau Cing Ato bisa sehat dan berkarya dalam keadaa sakit. Surga hanya miliknya. Mampu kah dan kuatkah saya jika suami saya dalam keadaan seperti itu? Pertanyaan yang berputar di kepala saya. 

Benar-benar cerita yang sangat memotivasi. Belajar, membaca, dan terus menulis menjadi kunci sukses seseorang dalam menulis. Kalimat yang sama yang selalu diulang-ulang oleh nara sumber. Moga saja kami merupakan bagian dari orang yang suka membaca dan belajar seumur hidup. Dengan begitu kemampuan menulis makin baik dan terus diasah hingga menulis is habit dan menulis sepanjang hayat.

Tanggal Pertemuan: 18/06/2021

Resume ke: 28
Tema: Menulis Di Kala Sakit
Nara Sumber: Suharto, S.Ag., M.Pd.
Gelombang: 18

Pangkalpinang Okmi032021

Senin, 14 Juni 2021

Bagaimana Cara Menulis Buku Autobiografi?

Perjalanan hidup antara satu orang dengan orang lain tidak sama, begitu pula keberuntungan dan keberhasilan yang diraih. Dengan usaha, doa, dan harapan maka yang dicita-citakan akan terwujud

Perkuliahan pertemuan ke-26 malam ini mempertemukan kami dengan bapak Suparno, S.Pd., M.Pd. Beliau adalah seorang motivator yang tulisannya selalu memotivasi. Saya sangat terkesan dan tertarik dengan tulisan beliau ketika berkunjung ke blog beliau. Tulisan yang sangat menginspiratif sekali, "Haus Membaca Lapar Menulis." Tulisan yang sangat luar biasa sekali. Di dalam tulisan tersebut ditemui adanya keterkaitan antara menulis dan membaca seperti yang disampaikan oleh nara sumber lainnya. Menulis akan mudah bila banyak membaca. 

Malam ini kami juga ditemani oleh Bu may sebagai moderator dan juga ada Om Jay dan Bunda Kanjeng, Bu Aam dan juga ada peserta pelatihan belajar menulis gelombang 18. Tema yang diusung malam ini adalah Menulis Buku Autobiografi. Apa itu autobiografi? Menurut kamus besar bahasa indonesia autobiografi adalah riwayat hidup pribadi yang ditulis sendiri. 

Hidup adalah kesempatan dan hadian terindah yang diberikan tuhan kepada kita. Kita patut bersyukur karena masih diberi waktu untuk bernafas sampai hari ini. Apa  yang mesti kita lakukan agar anak cucu kita bisa mengenang kita? Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah mencatatnya. Apakah hanya sekedar mencatat? Tentu tidak. Jika hanya mencatat, catatan itu makin lama makin pudar, dan mungkin saja bisa usang dimakan usia sehingga bentuknya tidak menarik dan mungkin tidak terbaca lagi.

Apa yang harus dilakukan agar catatan itu menarik dan tertampang sepanjang zaman. Jawabannya hanya satu yaitu catatan yang ditulis mesti dibukukan dan diterbitkan. Tulislah autobiografi perjalanan hidup kita, kemudian bukukan dan terbitkan. Dengan begitu generasi yang akan datang bisa mengenang  masa lalu kita. Mereka akan memahami dan mempelajari bagaimana tantangan-tantangan yang dijumpai dalam hidup. Mereka akan mengetahui betapa kerasnya kehidupan sehingga yang tidak berusaha dan belajar akan hilang ditelan zaman. 

Apa yang tertulis di dalam buku autobiografi akan dijadikan perbandingan bagi mereka nantinya. Bagaimana tetua mereka menghiasi hidup dari hari ke hari. Bagaimana mereka bersyukur, berbahagia, bersedih, bergembira dan bagaimana mereka menyelesaikan masalah-masalah yang rumit. Kedewasaan dan pemikiran yang matang akan mempengaruhi mereka dalam menerjang segala badai kehidupan. Apakah cucu kita mampu bersikap dewasa seperti mereka? Mereka akan menjawabnya sendiri ketika mereka menemukan buku autobiografi yang dituliskan. 

Dalam tulisannya, bapak Suparno biasanya menuliskan hal-hal yang bersifat motivasi. Seperti apakah tulisan motivasi yang dimaksud? Berikut adalah tulisan motivasi beliau, yaitu;

  • Motivasi beribadah yang bertujuan agar menjadi orang kaya di surga 
  • Motivasi Bekerja yang bertujuan membuat kaya dari segi ekonomi
  • Motivasi Belajar yang bertujuan agar kaya dengan pengetahuan

Apa saja langkah-langkah dalam menulis buku autobigrafi? Menurut pak Suparno, langkah-langkah menulis autobiografi adalah sebagai berikut:

1. Membuat Outline atau kerangka tulisan

  • Fase Kelahiran
  • Fase Balita
  • Fase TK
  • Fase SD
  • Fase SMP
  • Fase SMA
  • Fase Kuliah
  • Fase Bekerja
  • Fase Menikah dsb. 
Banyak hal yang bisa dituliskan atau dikembangkan menjadi tulisan atau naskah buku. Outline di atas merupakan salah satu contoh yang bisa dikembangkan dalam buku autobigrafi. Tulisan yang akan dibukukan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan sebagai rujukan bacaan nantinya. Hasilkan tulisan autobiorafi yang baik dan bagus sehingga bermanfaat bagi orang lain.

2. Membuat jadwal menulis.

Dalam tahap ini sangat dibutuhkan komitmen dalam menulis. Jangan sampai jadwal yang sudah ada diabaikan atau dibiarkan terbengkalai dengan beragam alasan. Bagi saya pribadi? Saya masih kewalahan dalam menetapkan jadwal menulis. Meskipun saya tetap berusaha menghasilkan tulisan dalam waktu-waktu tertentu, apalagi ketika saya bekerja. Saya berusaha membagi waktu untuk bekerja dan menulis. Karena ketika sampai di rumah, waktu banyak dihabiskan dengan anak-anak. Ketika malam pun sama. Kadang-kadang mencuri waktu untuk ikut belajar. Tapi semangat untuk menulis tetap menggelora.

3. Melengkapi data pendukung

Agar tulisan baik, sebaiknya dilengkapi dengan data pendukung. Data pendukung yang dimaksud bisa berupa gambar, video, buku diary, foto, dan sebagainya.

4. Mengembangkan outline menjadi tulisan

Di tahap ini, kita mulai menulis outline yang telah dibuat. Tulislah ide-ide yang muncul dalam pikiran kita. Biarkan pikiran menyatu dengan tulisan. Tuliskan semua ide yang muncul. Jangan sekali-kali berusaha mengedit tulisan saat menulis, karena mengedit akan memperhambat jalannya inspirasi atau pengembangan tulisan kita. 

Menulislah seperti air yang mengalir yaitu menulis bebas tanpa ada yang membatasi. Kembangkan tulisan sesuai dengan outline yang telah dibuat, sehingga  tulisan menjadi lengkap. Setelah menulis semua sejarah perjalanan hidup, baca kembali tulisan yang dibuat. Jika ada yang kurang, lengkapi dan kembangkan menjadi tulisan yang menarik. 

5. Mengedit

Baca berulang kali tulisan yang telah ditulis, kemudian edit bagian-bagian yang kurang atau lebih. 

6. Memilih editor

Setelah selesai pengeditan personal, minta bantuan teman atau seseorang yang ahli dalam mengedit atau editor langsung  untuk mengedit tata bahasa, ejaan, dan sebagainya.

7. Membuat cover buku

Buatlah cover buku yang bisa menarik minat pembaca untuk melirik buku kita, yang sesuai dengan isi buku yang ditulis. Sebaiknya seimbangkan antara isi buku dengan covernya, sehingga pembaca benar-benar puas terhadap keduanya.

8. Usahakan kata pengantar ditulis oleh orang-orang hebat atau terkenal sehingga buku yang diterbitkan bisa membawa keberkahan baik secara pribadi maupun bagi orang lain. 

Alhamdulillah, masih bisa bergabung dalam perkuliahan malam ini. Materi yang luar biasa menarik. Materi seperti ini sering dijumpai dalam pembelajaran bahasa, baik dalam bahasa indonesia maupun bahasa inggris. Semoga dengan adanya materi malam ini, memberi kemudahan dalam menulis buku autobiografi.

Bapak Suparno benar-benar seseorang yang patut dijadikan teladan, terutama dalam menepati janji. Dalam keadaan apapun beliau bisa memenuhi janji beliau. Padahal istri sedang sakit dan dalam perjalanan, beliau masih bisa menyelesaikan tugas beliau sebagai nara sumber. Luar biasa sekali!. Semoga istri bapak cepat diberikan kesembuhan dan semoga keluarga bapak selalu diberikan nikmat dan rahmat yang tiada putus. Aamiin. 

Sangat menginspirasi sekali apa yang dilakukan oleh bapak Suparno. Semoga saya bisa mencontoh bapak Suparno, dalam kondisi apapun masih mau berbagi  dan belajar. Semoga saya selalu bisa menulis dalam kondisi apapun, meskipun tulisan yang dihasilkan sederhana paling tidak saya selalu membiasakan diri saya untuk terus menulis sehingga menulis is habit. Ketika menulis menjadi kebiasaan saya, maka menulis akan berlangsung sepanjang hayat. 

Saya sangat suka kesimpulan yang disampaikan oleh bu May,"sukses itu bukan milik orang kaya, jika ingin menulis autoboigrapi menulislah sebagai bentuk hadiah untuk diri sendiri. Tulislah perjalanan hidup kita yang amat penting. Agar kita menjadi inspirasi untuk orang lain. Seperti kisahnya Chairul Tanjung." Wow, Inspiatif sekali! terima kasih atas semua ilmu dan waktunya dalam berbagi bersama kami bapak. Semoga tuhan membalas segala kebaikan bapak. 


Tanggal Pertemuan: 14/06/2021

Resume ke: 26
Tema: Menulis Buku Autobiografi
Nara Sumber: Suparno, S.Pd., M.Pd.
Gelombang: 18

Pangkalpinang Okmi032021

Rabu, 09 Juni 2021

Benarkah Menulis Itu Mudah?


 Jangan Sekali-kali Bergantung Pada Orang Lain 
Percayalah Kita Pasti Bisa

Tidak ada yang tidak bisa dikerjakan selagi ada niat melakukannya. Jadilah diri sendiri dalam mengerjakan apapun. Apapun hasilnya akan memberikan kepuasan pada diri sendiri. Belajar dan terus belajar. Dengan belajar maka kemampuan akan terus terasah. Semakin terasahnya kemampuan akan membuat kita makin baik dari sebelumnya. 

Begitupun dalam menulis. Saya berusaha meningkatkan kemapuan menulis saya. Sehingga skill menulis saya makin meningkat dari waktu ke waktu. Saya tidak pernah menyangka bisa menulis di blog apalagi sampai dibaca oleh banyak orang. Dengan adanya pelatihan ini, saya memberanikan menulis. Saya tidak hanya menulis di blog pribadi tapi saya juga berusaha menulis di YPTD dan Kompasiana.  Meskipun data belum tervalidasi, saya tetap mencoba untuk menulis.

Sebagai penulis amatir, mungkin tulisan saya tidak berarti apa-apa. Karena banyaknya sang inspirator di grup ini, saya pun memberanikan menulis di dua tempat tersebut. Tulisan saya singkat dan sederhana. Tapi saya senang, ada beberapa yang sudah melihat dan moga saja bukan hanya dilihat tapi sekaligus dibaca. Memang tulisan saya sengaja tidak saya share di grup karena masih belum percaya diri.

Pertemuan ke 24 malam ini adalah pertemuan bersejarah bagi kami sekelas. bagaimana tidak, salah satu peserta gelombang 18 yaitu ibu Maesaroh menjadi moderator. Tentu saja kami senang. Ibu may adalah salah satu peserta yang sudah membukukan resumenya. Sebagai ketua kelas, beliau sekalu menjadi number satu. Luar biasa bu May. Semoga mengikuti jejak Om Jay, Bunda Kanjeng, Cak Inim, Pak Brian, Bu Aam, dan masih banyak penulis hebat lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. 

Saya kaget ketika Omjay menyapa dan mengunci grup. Saya lalu melihat jam. Wajarlah. Ternyata sudah jam 19.00. Hari ini banyak sekali kejutan. Peserta ditawari membantu share materi ke grup lainnya. Sebenarnya saya ingin membantu, tapi saya takut saya tidak amanah. Saya takut lupa, saya juga takut tidak sempat mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir karena banyak bocah mengelilingi saya di rumah. Dan alasan lain saya tidak bisa membantu adalah karena saya masih menemani suami di rumah sakit, sehingga saya tidak bisa fokus sepenuhnya. Tapi Alhamdulillah, saya senang sekali ada beberapa teman yang bisa membantu. 

Perkulian malam ini akan disampaikan oleh bapak Dr. Ngainun Naim. Nama belakang beliau mengingatkan saya pada abak (bapak) yang sendirian berada di Kerinci tanah kelahairan saya. Semoga dalam waktu dekat beliau bisa menetap bersama kami, sehingga kami bisa melepas rindu. Setlah membaca CV bapak Ngainum, saya sangat surprise sekali, betapa banyaknya buku yang telah beliau terbitkan. Ternyata, kami benar-benar beruntung bisa mendapatkan ilmu dari penulis-penulis hebat seperti mereka. Malam ini bapak Ngainun akan memberikan materi tentang Menulis Itu Mudah. Benarkah menulis itu mudah? Mari kita simak penjelasan bapak Ngainun berikut ini.

Kenapa bapak Ngainun memilih tema tersebut? Alasan nya adalah supaya kami peserta pelatihan mau dan mampu menulis. Kunci nya cukup dua, mau dan mampu. Jika ingin menjadi penulis? Maka kita harus menulis dan terus menulis. Apapun kendalanya semangat menulis tidak kendor. Sehingga menjadi penulis bukan hanya  di angan-angan tapi harus dibuktikan dengan adanya tulisan. Bila perlu tiap hari. Banyak orang mampu menulis tapi karena kesibukkan akhirnya tidak menulis. Jadi alangkah bagusnya apabila mau dan mampu diseimbangkan sehingga bisa menghasilkan tulisan-tulisan. 

Tema yang beliau sampaikan malam ini adalah tema buku beliau yang diterbitkan tahun 2021. Judul buku beliau adalah Menulis Itu Mudah: 40 Jurus Jitu Mewujudkan Karya. Jurus yang dimaksud adalah  1) Membaca. Dengan banyak membaca, seseorang akan dengan mudah menulis atau sebaliknya orang yang jarang membaca akan mengalami kendala dalam menulis. mari kita jadikan membaca sebagai kebiasaan ( Reading is habit) bila perlu paksakan diri untuk membaca. Sehingga membaca menjadi bagian dari diri kita.

Kebiasaan memang harus dibangun. Terutama dalam membiasakan membaca. Jadikan membaca sebagai kebutuhan sehingga tiada hari tanpa membaca. Sebenarnya saya juga menyadari, bahwa saya termasuk orang yang kurang membaca. Membaca sih membaca, kadang-kadang tidak mendapatkan poin terhadap yang dibaca. Tapi akan berbeda sekali dengan membaca novel, apalagi genrenya romantis. Bisa-bisa saya menghabiskan waktu membaca sampai novel tersebut tamat. 

Sebenarnya membaca juga asik, apalagi membaca buku  terbaru Omjay Berguru Di Negeri Panda. Saya membacanya baru hari keenam. itupun sekali baca. Tulisan beliau memang bagus. Ada seriusnya dan ada juga lelucon nya. Yang paling berkesan itu ketika muncul istilah pendekar dan menderita HIV. Pokok nya seru. Pengalaman-pengalaman selama berada di sana membuat kita serasa ikut bersama beliau. 

Menurut Pak Ngainun, membacalah dan menulislah setiap hari. Dengan membaca menulis menjadi mudah, dengan seringnya membaca dan menulis maka membaca dan menulis menjadi kebiasaan. Bila sudah terbentuk kebisaan seperti itu, maka akan sulit ditinggalkan. Bila sulit ditinggalkan maka membaca dan menulis sudah menjadi bagian dari kebutuhan sehari-hari. Keseimbangan antara menulis dan membaca adalah membaca membantu memunculkan ide-ide baru dalam setiap tulisan yang ditulis. Dengan demikian, menulis menjadi mudah.

2) Menulis lima paragraf sehari adalah langkah yang diterapkan oleh Pak Naim dalam menjaga konsistensi beliau dalam menulis, dengan begitu beliau selalu menghasilkan tulisan tiap hari. Banyak hal yangbisa ditulis beliau. Meskipun tulisan beliau tidak diposting di blog tiap hari. Kesibukkan beliau akhir-akhir ini adalah menulis artikel. Jadi menulis akan mudah kalau rajin membaca dan menulis akan mudah kalau punya target, misalnya lima paragraf sehari.

3) Menulis mudah bila kita menguasai apa yang ditulis. Menulis akan menjadi sulit billa kita tidak menguasai apa yang kita tulis. Beliau berpesan tulislah hal-hal sederhana yaitu hal-hal yang kita lakukan atau yang kita ketahui atau tulislah pengalaman-pengalaman yang pernah dialami sehingga menulis menjadi mudah seperti mengalirnya air. 

4) Membangun kebiasaan produktif. Kalau sudah berniat untuk menjadi penulis maka biasakan membuka pikiran, hati dengan mendengar, mencatat dan mengolah sehingga menjadi sebuah tulisan. Artinya adalah kita harus merekam apa yang kita temukan, apa yang kita dengar, apa yang kita lihat, apa yang kita alami, kemudian kita kumpulkan dan diolah menjadi tulisan. Secara tak langsung kita telah melakukan penelitian sederhana  yang diawali dengan melakukan observasi, mengumpulkan data, mengolahnya, menganalisa, dan menyatukan mereka menjadi tulisan.

5. Memiliki media untuk  mengekspresikan tulisan. Banyak cara untuk mengekspresikan tulisan kita. Salah satunya melalui WA. Manfaatkan WA sebagai sarana belajar melatih menulis. Story WA misalnya bisa diisi dengan kalimat-demi kalimat ayng nantinya dapat dikembangkan menjadi artikel utuh.  Begitupula dengan facebook. Buatlah status facebook yang bermanfaat yang dapat menginspirasi orang lain dalam menulis. Semakin panjang status yang kita buat maka akan semakin bagus.

Buku menulis itu mudah merupakan buku yang ditulis dari kumpulan resume-resume yang kemudian diolah dan dikembangkan sehingga bisa dibukukan. Jadi, isilah blog secara rutin. Dari kumpulan tulisan yang ada di blog bisa dikumpulkan menjadi buku. 

6. Menulis secara ngemil. Maksudnya adalah menulis sedikit demi sedikit sehingga menjadi kumpulan tulisan singkat. Selanjutnya baru di olah sehingga menjadi tulisan yang bagus. 

7. Menulis tanpa beban. Tulislah apa yang ada dipikiran. menulislah sebebasnya. Menulislah sesuka hati sehingga tidak ada tekanan ataupun beban. Dengan demikian tulisan akan berkembang dengan baik.

8. Menulis adalah menulis dan menulis tidak mengedit. Maksudnya adalah menulislah sepanjang mungkin tanpa mengedit kesalahan-kesalahan yang muncul. Dengan terus menulis, ide-ide akan bermunculan untuk dituliskan sehingga tulisan bisa dikembangkan dengan baik. Apabila menulis sambil mengedit, maka kita akan kehilangan ide dan menulis akan tersebdat-sendat. 

9. Luangkan waktu, jangan menunggu waktu luang. Sempatkanlah waktu dalam satu hari sekitar 20 atau 30 menit. Dengan meluangkan waktu, kita akan bisa mampu menulis tanpa diganggu kesibukkan lainnya. Menurut saya sendiri, komitmen menulis ini memang penting sehingga tidak ada alasan untuk tidak menulis. 

Menurut pak Ngainun, menulis itu melibatkan tiga unsur yaitu;
  1. Pre-writing
  2. Menulis
  3. Editing
Ketiga unsur tersebut dilakukan secara terpisah. Dengan demikian tidak terjadinya pencampuran atau kekacauan ketika dalam tahap menulis. Ketika menulis, menulislah sesuka hati dengan demikian tulisan akan berkembang dengan baik. Proses editing akan dilakukan ketika tulisan telah jadi. Tinggal baca berulang-ulang, sampai benar-benar merasakan sudah pas atau belum. 

Materi yang sangat menarik sekali. Hal-hal yang disampaikan oleh nara sumber seringkali diabaikan dalam menulis. Setelah mengetahui trik jitu bahwa menulis mudah, moga menulis benar-benar menjadi kebutuhan sehari-hari yang tidak bisa ditinggalkan sehingga menulis is habit dan menulis sepanjang hayat. 

Seperti biasa sebelum kelas ditutup, dalam closing statementnya sang nara sumber berpesan, "Saya mengajak kita semua untuk terus menulis. Pokoknya menulis. Jangan pedulikan mutu dulu. Bangun tradisi menulis dulu baru mutu akan mengikuti. Bisa menulis itu anugerah. Ada sangat banyak manfaat yang bisa kita rasakan. Yakinlah. Insyaallah berkah untuk kita semua. Amin."

Closing statement yang sangat luar biasa sekali. Semoga apa yang disampaikan malam ini, bisa menjadi angin segar bagi kami terutama saya pribadi. Semoga bisa segera diaplikasikan semua ilmu yang telah didapatkan selama pelatihan ini. Dan semoga akan segera terbit buku-buku kami.

Tanggal Pertemuan: 09/07/2021
Resume ke: 24
Tema: Menulis Itu Mudah
Nara Sumber: Dr. Ngainun Naim
Gelombang: 18

Pangkalpinang Okmi032021




Senin, 07 Juni 2021

Bagaimana Membuat Desain Cover Buku Menarik Untuk Dilihat?



Jadilah Sederhana Dalam Kondisi Apapun
Bersyukurlah dan Terus Bersyukur, Dengan Begitu Kita Tak Pernah Merasa Kekurangan

My Beloved Father

Dua minggu belakangan ini, petuah-petuah yang pernah diucapkan oleh orang tua seakan muncul kembali. Ketika kami bergurau dan tertawa bersama kakak adek, beliau selalu mengingatkan jangan sampai berlebihan karena sesuatu yang berlebihan akan merugikan diri sendiri. Belajarlah untuk selalu sederhana dan biasa saja dalam kondisi apapun. Bersyukurlah dengan apa yang dimiliki dengan demikian hidup akan tercukupi.

Alhamdulillah, malam ini saya masih diberi kesempatan untuk mengikuti perkuliahan pertemuan ke-23. Meskipun sudah boleh mulai merancang membukukan resume, tapi saya  merasa harus menyelesaikan semua pertemuan baru berahli ke pembuatan dan penerbitan naskah buku. 

Seperti biasa sebelum penyampaian materi, kami didampingi  oleh Omjay dan bunda Kanjeng. Sang moderator segera mengambil alih tugasnya dan mengunci grup agar pembelajaran berjalan dengan kondusif. Yang menjadi moderator malam ini adalah bu Aam, sang inspirator. Kelas dimulai pukul 19.00 Wib. Materi malam ini akan disampaikan oleh bapak Achmad Najiullah Thaib, yang dikenal dengan bapak Ajinata. Pria kelahiran  Jambi, 28 Oktober 1959. Berbicara tentang Jambi, tentu saya senang sekali karena serasa pulang kampung. Beliau akan menyampaikan  tentang Membuat Desain Cover Buku. Tentu saja materinya sangat menarik karena kami akan diberi kesempatan untuk berimajinasi dengan cover buku yang akan diterbitkan nantinya. 

Sebelum menyampaikan materi, kami disajikan sebuah buku bu Maeisaroh dimana covernya didesain oleh pak Ajinata. Menurut saya pribadi, desain cover bukunya keren  dan hidup. 


W O W, sangat terkesan sekali setelah membaca CV pak Ajinata. Saya sangat terkesan dengan pengalaman-pengalaman yang pernah dilakoni oleh beliau. Incredible. Ungkapan yang pas buat beliau. Terima kasih Om Jay dan rekan-rekan, telah mempertemukan kami kembali dengan salah satu anak bangsa yang luar biasa hebat prestasinya.  Ternyata buku antologi yang kami tunggu-tunggu juga didesain oleh beliau. Wah, bahagianya, bisa memiliki buku hasil desain beliau. 


Sebagai warming up, bu Aam mengajukan pertanyaan yang menarik sekali, "Sejak kapan bapak mengenal dunia desain cover buku? Awal karir beliau sekitar tahun 1987, beliau adalah  seorang Desainer Grafis. Tahun 87? Saya baru berumur 7 tahun. Masih bocah ingusan dan belum mengerti dengan dunia luar. Tapi beliau mulai melangkah ke alam mimpi dan cita-cita beliau. Kemudian tahun 1990, beliau mendirikan perusahaan advertising yang sekaligus merangkap menjadi Desainer Grafis.

Pada tahun 1992, beliau terjun ke dunia perfilman sebagai art director. Langkah beliau di perfilman berlanjut sampai tahun 2018, tiga tahun yang lalu. Lihatlah pengalaman beliau yang banyak belajar secara mandiri dan otodidak seperti mendesain materi kebutuhan artistik, aplikasi desain, aplikasi Canva utk mendesain cover tapi sangat disayangkan karena beliau tidak membuat tutorialnya, dan sebagainya. Looks how he learnt by himself (Learning by doing). 

Ternyata orang-orang hebat memang suka berbagi dengan sesama. Karena sering mewakafkan ilmu desain di YPTD, ilmu dan keahlian beliau juga terus berkembang dan meningkat. Kebaikan beliau menuaikan berkah dan hikmah yang luar biasa dalam karir beliau. 

Berikut adalah contoh cover buku menggunakan Aplikasi Canva. Menurut pak Ajinata aplikasi canva sebenarnya  sangat praktis tapi kita harus memiliki basic komputer grafis ketika mengoperasikannya.


Berikut adalah cara membuat desain cover buku menggunakan aplikasi canva

1. membuka Aplikasi canva. Tampilan awalnya seperti gambar berikut.

2. Memilih background cover


3. Menempel background dlm format A5

4. Memilih illustrasi utk cover

5. Memasang illustrasi pada cover


6. Memilih elemen estetis pada cover

7. Pewarnaan

8. Proses komposisi ruang dan warna


9. Pemilihan warna cover belakang yg komposisi warnanya harus matching dengan cover depan


10. Cover depan dan belakang


11. Ini fasilitas untuk memilih typhography dan warna yang pas dalam aplikasi namanya Style

12. Begitu kita pilih salah satunya maka warnanya akan berubah secara otomatis

Meskipun sudah dijelaskan langkah-langkah dalam mendesain cover, tapi tetap saja masih ada yang kurang karena tutorial yang seperti itu mestinya dalam bentuk video. Tapi untuk malam ini,  saya merasa mendapat ilmu baru dan harus mempunyai waktu khusus untuk mempraktek dan mempelajarinya. 

Apapun bentuk desain cover buku tetap dikembalikan kepada masing-masing desainer karena masing-masing desainer memiliki gaya, selera dan taste yang berbeda. Melihat dan mengamati penjelasan dan hasil karya pak Ajinata, selera dan kreativitas seni beliau sangatlah luar biasa sekali. Ratusan cover telah dihasilkan. Super sekali, Pak.

Sebelum mengakhiri perkuliahan malam ini, melalui closing statement nya beliau menyampaikan bahwa siapa saja bisa menjadi desainer cover, asal memiliki citra rasa seni dan kreativitas,dan mau mengolah rasa dan intuisi untuk memperindah karya desainnya. IT itu bisa dipelajari, tidak ada ilmu yg tidak bisa dipelajari, asal ada kemauan dan tidak mudah menyerah. Temukan keasyikan dalam mengerjakan sesuatu, dengan demikian kreativitas akan mengikutinya.

Rasa syukur tiada berhenti terucapkan melalui bibir ini, sudah berapa banyak ilmu yang diperoleh melalui pelatihan menulis gelombang 18 ini. Semoga ilmu-ilmu yang bermanfaat ini, mampu saya aplikasikan baik untuk diri saya sendiri maupun untuk orang lain sehingga ilmu yang didapat tidak hilang ditelan waktu. 

Semoga dalam waktu dekat, saya mampu membukukan resume sebagai wujud akhir dari pelatihan ini dan sebagai bukti kepada diri sendiri bahwa menulis benar-benar butuh konsentrasi dan waktu. Semoga buku yang akan saya hasilkan nanti juga didesain oleh pak Ajinata sehingga covernya sangat indah dipandang mata. Bila indah dipandang maka semua mata akan tertuju ke sana. Aamiin.

Tentu saja harapan terbesar yang sudah terpatri dalam hati setelah pelatihan ini, menulis akan menjadi habit saya dan  menulis  sepanjang hayat. Dengan demikian apapun karya yang dihasilkan nantinya semoga bisa diterbitkan dan bermanfaat bagi orang banyak. 


Tanggal pertemuan: 07/06/2021

Resume ke: 23

Tema: Membuat Desain Cover Buku

Narasumber:  Achmad Najiullah Thaib

Gelombang: 18

Pangkalpinang Okmi032021

Jumat, 04 Juni 2021

Di Balik Personal Branding Blog


 "Carilah Ijazah Dalam Hidup Mu Karena Ijazah Tidak Bisa Pudar Sepanjang Zaman"
My Beloved Father

Sewaktu umur belasan tahun, seorang bapak berpesan kepada anak perempuannya, "Sekolahlah setinggi mungkin karena ijazah bermanfaat sepanjang masa." Pesan beliau terbukti benar adanya. Saya telah merasakan manfaat dari ijazah tersebut. Untuk memotivasi siswa, kadang-kadang saya menggunakan kata ijazah untuk menyadarkan mereka yang malas dan tidak punya niat belajar. Janganlah bermalas-malasan belajar karena keasyikan bermain game online karena itu adalah kebahagiaan semu dan sesaat. Namanya juga anak-anak, masuk telingan kiri keluar telinga kanan. 

Malam ini adalah malam perkuliahan ke-22. Yang mempertemukan kami dengan sang motivator, trainer, guru, dan masih banyak kesibukan beliau lainnya. Beliau adalah seorang yang hebat dan sukses dalam memotivasi. Beliau adalah  Bapak Namin AB Ibnu Solihin. Sebelum kelas dimulai, seperti biasa Om Jay membuka kelas dan mempersilahkan bunda Kanjeng memimpin kelas. 

Kata pertama yang muncul setelah membaca tentang profil Nara sumber adalah kata founder. Apa itu founder? Founder adalah seseorang yang telah berhasil mendirikan atau menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak. Contohnya adalah Pak Namin dikenal sebagai founder motivatorpendidikan.com. Artinya adalah beliau adalah pencetus lahirnya situs motivatorpendidikan.com. Dimana situs tersebut berisikan hal-hal yang bersifat memotivasi orang lain baik yang berupa pelatihan, workshop, dan sebagainya. 

Banyak sekali brand atau hal-hal positif  yang telah beliau lahirkan sehingga memberi manfaat bagi orang lain.  Beliau juga dikenal dengan ayah empat @anaktanpagadget, Pembicara Seminar Parenting, Konsultan Branding Sekolah dan Blogger Pendidikan. Mampukah kami melahirkan brand-brand yang menarik sehingga banyak orang tertarik dan mengunjungi blog kami?

Setiap bertemu dan berguru dengan orang-orang hebat, hal yang saya selalu temukan adalah kemurahan hati mereka dan kebaikan mereka juga menyebar kemana-mana. Kemurahan hati beliau tercermin dari menyebarnya materi-materi training secara gratis   di slideshare.net.   Dimana setiap tahunnya situs tersebut  dilihat oleh lebih dari setengah juta kali dan di download sekitar 7 Ribu kali.  Untuk link lengkapnya  https://www.slideshare.net/mobile/naminsekolahakhlak  atau pada link berikut ini https://www.slideshare.net/MotivatorPendidikanC/presentations.

Saking baiknya, peserta pelatihan diajak untuk follow Instagram beliau @motivatorpendidikancom dan  @anaktanpagadget. Kemudian beliau juga memperkenalkan  Channel YouTube Motivator Pendidikan Com. beliau yang berisikan tentang segala kegiatan dan aktivitas beliau di motivator pendidikan. Saya sangat senang sekali. Lagi-lagi mendapat ilmu baru dan inspirasi baru untuk meraih kesuksesan yang tidak pernah diimpikan sebelumnya. 

Kesuksesan yang telah beliau raih membawa beliau menggapai kebahagiaan tertinggi tentunya. Ilmu beliau terus bertambah dan berkembang begitupun pundi-pundi keuangan beliau. Bagaimana beliau menularkan kesuksesannya kepada kami? Sesuai dengan tema perkuliahan malam ini, Personal Branding Blog", beliau akan berbagi ilmu tentang cara beliau  membangun Branding melalui Blog dan Media Sosial. Awalnya saya bingung dan ragu, apakah saya mampu menciptakan brand seperti yang beliau maksud? 

Saya berpikir kemampuan yang dimiliki oles seseorang dan orang lain berbeda-beda begitu pula keberhasilan yang diraih. Jika Pak Namin sukses dengan Motivatorpendidikannya, belum tentu saya sukses mengikuti langkah beliau. Begitu juga dengan Kesuksesan penulis-penulis hebat lainnya, belum tentu saya sesukses mereka. Tapi... Apa salahnya mencoba karena berani mencoba berarti berani membuat perubahan pada diri sendiri. 

 Pengalaman  Ngeblog beliau dimulai pada tahun 2007 melalui blogspot.com. Tujuan awal beliau adalah  untuk mengisi waktu luang saat istirahat mengajar. Tulisan yang beliau hasilkan di Blog juga masih sangat beragam, bahkan lebih banyak isinya tentang curahatan hati. Jadi saat awal-awal beliau ngeblog beliau belum memiliki impian dan tidak mempunyai tujuan apa-apa. Yang beliau rasakan hanyalah keasyikan menulis yang memberikan manfaat tersendiri bagi beliau. 

Antara 2007 sampai 2012, beliau memiliki  lebih dari 10 blog melalui blogspot.com.  Saking banyaknya blog yang beliau punya, beliau sempat menghapus sebagian blognya. Bahkan ada juga yang tidak dihapus  karena beliau lupa username dan paswordnya. Hingga akhirnya sekitar tahun 2013 beliau mengenal guraru.org. Guraru.com adalah  sebuah blog yang diisi oleh guru-guru kreatif dengan konten edukasi yang sangat menarik. Guraru.org setiap tahunnya juga memberikan penghargaan bagi para guru bloger yang berprestasi. Kesuksesan di guraru.com pernh diraih oleh beberapa Nara sumber hebat seperti Pak Agus Sampurno dengan Brandnya Guru Kreatif, Om Jay Wijaya Kusuma dengan Brandnya Guru Blogger dan Bang Dedi Dwitagama. Blog guraru.org kini masih ada tapi kegiatan forum menulisnya tidak ramai lagi. Tentu saja, saya akan berkunjung ke guraru.com karena blok ini sangat menarik untuk dibaca. 

Awal mula ngeblog asal-asalan berakhir dengan tulisan-tulisan diblog keroyokan dan blog pribadi. Pengalaman menulis beliau dari waktu ke waktu menjadi makin baik dan bagus sehingga beliau mempunyai ide untuk  mengikuti program Teacher Writing Camp angkatan ke-3, yang digagas oleh Om Jay dan teman-teman. Karena niat dan motivasi beliau mendapatkan ilmu dan pengalaman baru dalam mengembangkan kemampuan beliau. Cerita yang benar-benar menginspirasi.

Tahun 2014 beliau bersama Om Jay dan teman-teman kembali  menggagas berdirinya Komunitas Sejuta Guru Ngeblog. Kemudian setahun kemudian  Komunitas Sejuta Guru Ngeblog memberikan Pelatihan Guru Ngeblog Gratis bagi guru di Jabodetabek. Program ini digagas dalam menggerakkan agar guru-guru mau menulis dan menggunakan internet dan teknologi sebagai pembelajaran. Selain itu mereka juga memiliki impian agar para guru bisa aktif berkontribusi menjadi produsen digital dengan cara menulis konten edukasi setiap harinya. 

Kegiatan yang telah diprakarsai oleh Om Jay dan teman-teman harus ditiru oleh generasi-generasi muda terutama dalam membiasakan berliterasi. Dengan begitu, anak-anak, remaja, dan pemuda-pemuda terhindar dari berbagai macam konten yang tidak bermutu di sosmed baik yang berupa kejahatan maupun yang bersifat games. Disinilah peran kita sebagi guru, berkontribusi menyelamatkan generasi bangsa dengan membuat konten edukasi yang kreatif.

Karena pembiasaan dalam berliterasi, akhirnya tahun 2014 beliau mulai membangun Branding lewat blog.  Dalam blognya, beliau lebih banyak mencurahkan gagasan  tentang pendidikan melaui https://motivatorkreatif.wordpress.com  dan tahun  2015 beliau berhasil melaunching www.motivatorpendidikan.com. yang berisikan berbagai jenis program training yang beliau isi. 

Beliau juga menyampaikan bahwa bangunlah Branding yang sesuai dengan kompetensi atau keahlian yang kita miliki sehingga apa yang kita bangun benar-benar kita kuasai dan bisa bermanfaat bagi orang lain . Yang perlu diingat adalah membangun branding blog juga harus selaras dengan kepribadian kita di Blog, Medsos dan segala aktivitas yang kita lakukan.

Menulis konten kreatif di Blog dengan konsisten pada Branding yang kita miliki adalah kewajiban yang harus ditaati dan dilaksanakan. Tuliskan hal-hal yang berhubungan dengan branding yang telah ditetapkan dan  konsistenlah menulis hal-hal yang berkaitan dengan branding tadi. Hingga akhirnya ketika orang mencari tentang branding kita, orang akan ingat siapa kita. Untuk mengeceknya kita bisa melakukannya dengan searching di Google tentang sebuah branding dan liahtlan nama siapa yang muncul. 

Dengan Menulis dan membangun Branding, telah mengantarkan beliau bertamasya dan berkunjung  keliling Indonesia. Kesuksesan beliau menjadi  trainer  telah mengantarkan beliau ke lebih dari 300 lembagayang berbeda. Beliau juga meninggalkan jejak kaki untuk kami tentang materi lengkap yang berhubungan dengan  membangun Branding Melalui Blog dan Media Sosial baik dalam bentuk slide maupun video workshop di https://www.instagram.com/motivatorpendidikancom/?hl=id,  https://www.instagram.com/anaktanpagadget/?hl=id,  https://www.youtube.com/channel/UCDOPzq1XzFeT4796mhczHiw

Agar tidak bingung dengan istilah brand dan branding, kami juga dijelaskan tentang kedua makan kata tersebut. Menurut beliau,"Brand adalah merek yang dihasilkan melalui branding, sedangkan branding adalah  proses atau strategi yang dilakukan untuk membangun hubungan dengan para pembaca blog atau media sosial yang kita miliki. 

Berikutnya, kami diminta untuk membuat personal branding. Karena saya masih ragu dan belum paham,saya memunculkan sebuah pertanyaan melalui ibu moderator. Berikut pertanyaan yang saya ajukan,"Yang harus kami isi, benar-benar sudah ada atau hanya sekedar rencana untuk ke depan? Atau boleh menggunakan blok. instagram, FB  yang sudah ada?". Mari simak jawaban yang beliau berikan,"Isian tersebut hanya untuk latihan saja." Setelah mendengarkan jawaban beliau, saya langsung mengirimkan hasil latihan membuat branding saya melalui ibu Kanjeng sang moderator.

 Latihan membuat branding blogl;

Nama Blog : Let's write

Nama Instagram :@menulisishabit

Alamat Email : marimenulis@gmail.com

Warna Khas : hijau dan biru

Slogan/Tagline/Akronim : Menulis? Siapa takut?

 Fokus konten : Pendidikan

 Target pembaca : guru, siswa, mahasiswa,pelajar

 Strategi membangun Branding :

1. Mengajak teman-teman terdekat menulis

2. Mengajak rekan kerja menulis

3. Mengadakan seminar, pelatihan atau workshop

4. Menulis di sosmed

Juru bicara :   Foundermenulisishabit                          

Setelah membaca hasil latihan saya, beliau menyarankan beberapa hal berikut ini;

Ini sudah keren

Walaupun Nama Blog dan Medsos agak berbeda.

Lebih keren lagi jika seperti ini :

Marimenulis.com

Jadi alamat Blog, Medsos dan email, semuanya marimenulis.com

Contoh alamat email :

Marimenulis@gmail.com

Terima kasih atas ilmu dan masukannya Pak Namin karena sudah berbagi ilmu baru. Semoga kami termotivasi untuk selalu maju dalam mengembangkan tulisan-tulisan kami. Semoga kami bisa menjadi penulis-penulis hebat. 

Kami juga diberikan link untuk mempelajari  Cara Membangun Branding  berikut ini :

  • https://www.slideshare.net/naminsekolahakhlak/membangun-branding-melalui-blog-dan-medsos
  • https://youtu.be/ht_u8DNBaBQ
  • https://youtu.be/Z_JFvu0LCeg

Sebagai closing statementnya, beliau menyampaikan pesan teruslah bersemangat untuk menulis melalui Blog dan Media Sosial. Luruskan niat untuk berbagai kebaikan. Tidak ada hasil yang instan, semua butuh proses perjuangan. Apa yang kita tulis hari ini, kelak kita akan menuai hasilnya. Teruslah menjadi pribadi yang menginspirasi, menggerakkan dan meneladani.

Closing statement yang sangat menyentuh sekali. Dengan adanya pelatihan ini dan ilmu-ilmu yang telah diberikan oleh Nara sumber selama hampir tiga bulan ini, akan saya terapkan secara bertahap. Saya harus berperang melawan diri sendiri dan juga aktivitas lainnya yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Adakalanya tangan ingin menulis tapi badan dan pikiran terlalu lelah sehingga menulis menjadi tertunda. Adakalanya juga ketika sedang asyik menulis tiba-tiba ada panggilan-panggilan yang tidak bisa dilewatkan, akhirnya menulis juga terhenti. 

Akan saya jadikan menulis is habit dan menulis sepanjang hayat. Dengan demikian jiwa akan terasa muda sepanjang masa. Saya akan berjuang untuk menjaga konsisten saya dalam menulis karena bagi saya sendiri setelah mengikuti pelatihan ini, menulis menjadi lebih mengasyikkan karena sekali tangan mulai mengukir,  maka bermunculan ide yang minta ditulis. Semoga tulisan saya suatu saat nanti bisa dibaca banyak orang. Aamiin.


Tanggal pertemuan: 04/06/2021

Resume ke: 22

Tema: Personal Branding Blog

Narasumber:  Namin AB Ibnu Solihin

Gelombang: 18

Pangkalpinang Okmi032021


Gadis pemalu dan sederhana kelahiran 41 tahun yang silam telah memilih tambatan hatinya "guru" sebagai profesi utama dalam nengaru...