"Kamu tidak
perlu menjadi luar biasa untuk memulai, tapi kamu harus memulai untuk menjadi
luar biasa." - Zig Ziglar
Pertemuan kedua di suasana siang hari belajar menulis gelombang 18 bertepatan pula puasa
kedua di bulan Suci Ramadhan, saya mulai dengan kata bijak dari Zig Ziglar, “Kamu
tidak perlu menjadi luarbiasa untuk memulai, tapi kamu harus memula untuk
menjadi luar biasa”. Penggalan kata bijak tersebut mengingatkan saya pada
perkuliahan belajar menulis di empat pertemuan sebelumnya yang menyatakan bahwa
mulailah menulis dari diri kita, carilah ide di sekitar kita yang dianggap
mudah, menulis... menulis... dan terus menulis, jangan takut tulisan yang
dihasilkan jelek, berlatihlah sampai terbiasa yang akhirnya menjadi luar biasa.
Agar tulisan luar biasa jangan lupa untuk membaca karena membaca adalah gudang
ilmu.
Perkuliahan pertemuan kelima kali
ini membuat saya harus ekstra hati-hati dalam menulis jikalau tidak terlalu
banyak pengeditan ketika semua resume mau dijadikan buku. Cukup dengan berlatih
menulis setiap hari agar menulis menjadi lancar nantinya. Apapun hasilnya nanti,
yang penting niat untuk belajar menulis sudah tumbuh tinggal bagaimana
memotivasi diri agar tetap konsisten sehingga menulis benar-benar menjadi
makanan tiap hari. Tiada hari tanpa menulis.
Perkuliahan kali ini dibuka oleh seorang wanita inspiratif bunda Kanjeng dan dipandu oleh seorang pria ramah Mr. Bams. Seperti biasa perkuliahan dimulai setelah Bunda kanjeng mempersilahkan Mr. Bams untuk mempersilahkan narasumber masuk kelas. Narasumber pertemuan kelima siang ini adalah Bapak Mukminin, S.Pd., M.Pd yang dikenal dengan Cak Inin. Beliau adalah salah satu pengajar di SMP I Kedungpring Lamongan. Pengabdian beliau lebih kurang 31 tahun membuat beliau sangat dihormati dan dikagumi. Pria kelahiran Jombang 6 Juli 1965 merupakan sosok yang sangat inspiratif. Perjalanan pendidikannya dimulai dari D2 IKIP NEGERI Surabaya pada tahun 1987. Kemudian melanjutkan ke jenjang S-1 di IKIP PGRI Tuban tahun 1998. Tidak berhenti di situ, pria yang haus akan ilmu pengetahuan kemudian melanjutkan studi ke pasca sarjana UNISDA LAMONGAN tahun 2012 dengan program studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Tema yang akan diusung siang ini adalah “Penerbit Indie” sama halnya dengan beliau yang merupakan seorang Penerbit Indie dimana percetakannya di labeli Kamila PRESS Lamongan. Selain penerbit, beliau juga seorang penulis. Contoh karya beliau adalah;
Cak Inin memulai kelas dengan menyapa semua peserta kemudian dilanjutkan dengan kalimat inspirasi dan motivasi. Kehadiran beliau benar-benar ditunggu karena muara akhir dari mengikuti kuliah ini adalah menerbitkan buku. Melalui beliaulah kami akan tahu bagaimana proses pembuatan buku sampai ke penerbitan buku. Beliau menyampaikan tahap-tahap dalam menulis dan memerbitkan buku. Tahap-tahap yang dimaksud adalah: (1) Pra writing. Tahap ini kita diminta mencari ide dari tema yang diusung. Ide bisa datang darimana saja; pengalaman, hasil membaca buku, majalah, koran, atau kejadian yang sedang berlangsung. Cerita yang akan ditulis boleh berbentuk fiksi ataupun nonfiksi. (2) drafting atau outline. Tahap ini kita diminta untuk membuat outline atau garis besar dari isi buku yang akan ditulis dan kemudian dikembangkan menjadi buku. (3) Writing. Tahap ini kita diminta untuk mulai menulis mengembangkan kerangka atau garis besar dari isi buku yang telah dibuat sebelumnya untuk dijadikan naskah yang baik dan lengkap. Agar tercapainya tujuan tersebut, diperlukan sentuhan dan kreativitas seperti kemampuan merangkai kata, kemampuan menggunakan majas, maupun kemampuan berekspresi sehingga tercipta tulisan yang menarik dan enak dibaca. (4) Revisi dan Editing. Revisi artinya mengoreksi kekurangan dari sebuah tulisan, apakah tulisan tersebut sudah sesuai dengan alur, atau masih melebar kemana-mana. Kemudian kekurangan yang ditemui direvisi dengan menambahkan atau mengubah tulisannya dengan menambahkan data baru atau membuang opini tertentu. Tujuan akhir dari revisi adalah pemolesan tulisan atau karya sehingga menjadi semakin menarik. Selanjutnya Editing. Tahap ini kita diharuskan untuk memperbaiki berbagai kesalahan seperti tanda baca, kesalahan pola kalimat, dan berbagai kesalahan tata bahasa lainnya. Proses pengeditan ini dilakukan oleh penulis sendiri kemudian setelah dikirimkan baru diedit oleh editor. Proses pengeditan sendiri disebut Swasunting. (5) publikasi. Tahap ini adalah tahap dimana keyakinan kita terhadap naskah buku sudah bagus maka selanjutnya masuk ke tahap publikasi yaitu meneruskan naskah kita ke penerbit.
Selanjutnya, Cak Inin memperkenalkan dua penerbit yang bisa
membantu kita dalam menerbitkan buku atau naskah yang sudah kita tulis. Beliau
menyebutkan ada dua penerbit yaitu penerbit Indie dan Penerbit Mayor. Apakah
kedua penerbit tersebut sama? Mari kita simak penjelasan keduanya;
Penerbit Mayor |
Penerbit Indie |
Buku dicetak secara massal |
Dicetak secara berkala |
Harus melewati beberapa tahap sebelum diterbitkan |
Tidak menolak naskah |
Profesional didukung SDM yang besar jumlahnya |
Profesional tapi SDM terbatas |
Pemprosesan dan penerbitan naskah lama |
Pemprosesan dan penerbitan naskah cepat |
Royalti penulis 10% dari total penjualan |
Royalti penulis 15-20% dari harga buku |
Biaya penerbitan gratis |
Biaya penerbitan berbayar |
Sesuai dengan tema yang
dibawakan, kemudian Cak Inim menjelaskan keeksisan penerbitnya di tahun 2020
dan 2021. Beliau juga menjelaskan secara detail bagaimana caranya agar naskah
kita diterbitkan di penerbit indie, termasuk berapa biaya yang akan dikenakan
untuk penerbitan naskah. Tak lupa Beliau
juga memberikan kabar gembira kepada
semua peserta bahwa penerbit beliau siap membantu jikalau ingin buku
diterbitkan di Kamila press Lamongan dan sebagai bonusnya akan diberikan
penghargaan berupa sertifikat menerbitkan buku. Saya sendiri merasa tertantang
untuk menyelesaikan kuliah ini sehingga bisa menerbitkan buku. Pemaparan materi
siang ini benar-benar menarik perhatian saya terutama masalah penerbitan buku.
Siapa yang tidak bangga jika telah berhasil membuat sebuah buku melalui proses
penerbitan? Moga saja melalui grup belajar menulis ini, mimpi memiliki buku terwujud dan pada akhirnya
menulis is habit dan menulislah
sepanjang hayat. Diakhir pertemuan, Cak Inim meninggalkan jejak berupa kalimat
memotivasi dan menginspirasi, “Tiada terlambat untuk menulis dan menerbitkan
buku, kalau ingin umurmu panjang maka Menulislah berbagai buku, menulislah dan
terbitkan buku utk niat berbagi ilmu, Manjadda wa jada.”
Tanggal pertemuan: 14/04/2021
Resume ke: 5
Tema: Penerbit Indie
Narasumber:
Gelombang: 18
Pangkalpinang
Okmi032021
Mantap ibu... openingnya sukaaa..👍😊
BalasHapusKeren resumya. Semangat..
BalasHapusTerima kasih bunda2 sudah mampir.
BalasHapus