Rabu, 28 April 2021

Impian menuju Penerbit Mayor

 

Apa pun yang membuatmu takut, hadapilah dengan berani

Mohammad Hatta 

Berjuang adalah kata yang cocok ketika ingin meraih dan mempertahankan sesuatu. Perjalanan hidup selama setahun ini telah telah diporak-porandakan oleh benda kecil yang tak kasat mata. Dia sangat berbahaya dan mematikan. Entah sudah berapa ratus juta nyawa dihabisinya di seluruh dunia. Keberadaannya masih dirasakan sampai hari ini, dialah corona. Apa hubungan corona dengan materi hari ini? Sangat berhubungan sekali, akibat corona banyak penerbit buku yang tidak beroperasi.

Tak terbayangkan sebelumnya bisa bertemu orang-orang hebat. Nasib telah membawaku berjalan dan belajar dengan mereka. Hari ini saya akan mengikuti kuliah bersama seorang pakar, Publishing Consultant & E-Book Development Andi Publisher, penulis yang merangkap menjadi dosen, dan pernah menjadi penulis lepas, dialah  bapak Edi S. Mulyanta S.Si, M.T. Kehadiran beliau akan mengupas tuntas tentang penerbit mayor yang akan dipandu oleh Mr. Bams.

Sebenarnya apa itu naskah buku? Menurut Undang-Undang no. 3 tahun 2017 tentang Sistem Pembukuan  Naskah Buku adalah draf karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Selanjutnya di dalam undang-undang tersebut juga dijelaskan apa itu literasi, dan penulis. literasi adalah kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Kemudian  penulis adalah setiap orang yang menulis Naskah Buku untuk diterbitkan dalam bentuk Buku. Penulisan adalah penyusunan Naskah Buku melalui bahasa tulisan dan atau bahasa gambar.

Bebicara tentang penerbit mayor, membuat saya bertanya-tanya, “Apa itu penerbit Mayor?” Penerbit mayor adalah salah satu penerbit buku berskala besar yang ada di indonesia. Penerbit mayor biasanya menerbitkan buku dalam skala besar, kemampuan hasil produksi inilah yang membedakan antara satu penerbit dengan penerbit lainnya. Dengan skala produksi yang besar tentu saja penerbit mayor memiliki karyawan tidak sedikit. Penerbit mayor memiliki susunan struktur yang rapi yang mempermudah mereka menyelesaikan tugas masing-masing sesuai dengan devisi atau departemen masing-masing. Salah satu contoh penerbit mayot adalah Penerbit Andi.

Apakah tugas penerbit? Tugas penerbit pada umumnya sama yaitu mendapatkan -Naskah- yang tentunya dapat diproses menjadi buku untuk menghasilkan keuntungan, sehingga bisnis penerbitan tersebut dapat berkembang dan meningkatkan literasi bagi masyarakat secara umum.

Dalam satu tahun terakhir, bisnis penerbitan mengalami kemunduran disebabkan mewabahnya virus corona. Dunia pendidikan yang mulanya belajar tatap muka harus beralih ke pembelajaran daring. Begitu pula halnya dalam bisnis penerbitan. Ada penerbit yang benar-benar berhenti beroperasi, adapula penerbit yang tetap beroperasi meskipun harus berjuang dengan segala usaha. Penerbit Andi, misalnya. Mereka mampu bertahan dalam masa pandemi ini karena mereka terus mencari celah dan kebutuhan saat ini. Peralihan peradaban menggunakan teknologi membuat mereka beralih ke penerbitan buku digital. Penerbit tersebut juga berhasil mengembangkan proyek buku digital beserta cara pemesanannya. Untuk mengakses buku tersebut dapat menggunakan link yang tersedia http://bukudigital.my.id atau dapat dilihat di http://ebukune.my.id.

Sulitnya pemasaran dan promosi buku masa pandemi ini, tidak membuat penerbit berhenti berkarya akan tetapi masa ini dimanfaatkan untuk melahirkan karya  dan strategi baru  sebagai ajang atau cara yang tepat untuk menunjukkan keberadaannya yaitu dengan melahirkan channel  TV Andi di youtube, serta mereka mengembangkan  Production House Andi Academy, untuk tetap mengobarkan semangat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penerbitan buku.

Bagaimana posisi kami sebagai penulis pemula dalam menerbitkan naskah? Menulislah dan hasilkan karya yang memiliki karakter dan ciri khas sehingga selalu dinanti-nantikan pembaca. Tulislah rencana penulisan dengan target market yang dituju. Syukur-syukur bapak ibu tawarkan rancangan pemasarannya. Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era normal sebelumnya. Ke depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book, untuk media printing offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya.  Ke depan media-media selain buku akan semakin banyak menghiasi dunia pendidikan. Persiapkan hal ini dengan baik, karena hal ini membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya. 

Penjelasan yang sangat menyegarkan bagi kami yang baru terlibat dan mulai belajar menulis. Materi yang disampaikan benar-benar telah memberi gambaran bagi kami bagaimana alur penerbitan naskah nantinya, terlepas apakah terlibat dengan penerbit minor atau mayor, paling tidak kami mendapatkan ilmu sekaligus belajar tentang tata cara penerbitan. Setelah mendapatkan materi ini, semangat untuk menulis makin berkobar meskipun masih harus berbagi waktu di sela-sela kegiatan lain. Buku yang akan kami hasilkan nanti akan membantu kami dalam meningkatkan keprofesionalisme kami sebagai guru. Apalagi buku yang dihasilkan memiliki ISBN. Karya harus segera ditorehkan setelah belajar menulis di bawah naungan Omjay dan tim. Sukses selalu untuk mereka. 

Sebelum perkuliahan berakhir, kami harus melewati sesi tanya jawab. Semua pertanyaan yang muncul sangat menarik sekali. Berikut adalah salah satu pertanyaan yang muncul dari salah satu peserta; 1) Kriteria apakah yang menjadi syarat wajib naskah lolos masuk dan diterbitkan oleh penerbit mayor. 2) Apakah untuk menerbitkan buku dipenerbit mayor itu butuh perantara atau penulis bisa jalan sendiri? 3) Perbedaan penerbit mayor dan minor yang terfokus pada skala penjualannya, lalu menurut bapak apakah kualitasnya sebenarnya bisa saja buku yg diterbitkan di penerbit minor itu lebih baik. Atau seperti apa standarnya. Beginilah jawaban yang dihadirkan oleh pak Edi, “1) Buatlah proposal ke penerbit yang isinya garis besar tulisan yang dapat ditawarkan ke penerbit. Penerbit akan melihat Tema, Judul Utama, Outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, positioning buku (harga, usia pembaca, gender, pendidikan, dll). 2) Untuk menerbitkan buku di penerbit mayor tidak ada perantara, bisa langsung ke penerbit yang bersangkutan. Akan tetapi penerbit kami biasanya mempunyai group2 penulis yang selalu memberikan perancangan tulisan yang akan diusulkan. Terkadang group penulis ini cukup baik dalam hal pemenuhan judul perencanaan dan eksekusinya, sehingga terjadi kesepakatan secara ekslusif untuk diterbitkan. 3) Kualitas terbitan skala minor dan mayor itu menurut saya sama, tidak ada bedanya. Terkadang penerbit mayor mempunyai team Riset dan Development, sehingga lebih fokus pemilihan materi sampai ke eksekusi pemasarannya. Hal ini lah yang membedakan penerbit mayor dan minor, penerbit mayor mempunyai tool-tool pemasaran yang lebih banyak, tool Riset dan Development yang fokus pengembangan materi.

Saya sangat takjub sekali dengan penuturan beliau hari ini. Lihatlah kalimat penutup sekalian kalimat penyemangat beliau untuk kami, “Saat pandemi tampaknya seperti saat gelap yang tidak ada akhir, akan tetapi kami heran mengapa naskah begitu membanjir di tempat kami sehingga kami kewalahan untuk menggarapnya. Artinya apa.. semangat penulis dalam meninggalkan jejak itu tidak akan sirna .. walaupun badai ganas sedang di dapan kita. Bapak ibu tetap wajib menuliskan jejak-jejak yang dialami ibu dan bapak, dengan media apapun .. dan buku akan tetapi menjadi keabadian yang akan merekam jejak penelururan petualanan bapak ibu di dunia ini.. untuk akan cucu kita besuk di kemudian hari.” Benar-benar super sekali. Semoga segala motivasi yang diberikan dapat membangun dan membangkitkan gairah menulis kami sebagai penulis pemula terutama buat saya sendiri. Sehingga saya terbiasa melahirkan tulisan dalam kondisi apapun. Saya akan selalu berusaha untuk menjadikan menulis is habit dan menulis sepanjang hayat. Bila perlu tulisan yang dihasilkan dapat diterbitkan di Penerbit Mayor. Aamiin. 

Tanggal pertemuan: 28/04/2021

Resume ke: 11

Tema: Penerbit Mayor

Narasumber:  Edi S. Mulyanta S.Si, M.T.

Gelombang: 18

Pangkalpinang Okmi032021

 

3 komentar:

  1. openingny selalu mantul dan isinya padat . keren bu okmi πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  2. Wah, mantap resumenya bu, beda dari yang lain😍

    BalasHapus
  3. Terima kasih bu Weni dan bu May, selalu berkunjung ke blog saya.
    Tulisan ibu berdua tidak kalah Keren, semoga Kita bisa berjuang bersama2 sampai selesai. Aamiin

    BalasHapus

Gadis pemalu dan sederhana kelahiran 41 tahun yang silam telah memilih tambatan hatinya "guru" sebagai profesi utama dalam nengaru...