Senin, 03 Mei 2021

Bagaimana Kiat Menulis Cerita Fiksi yang Baik?



 Bersyukurlah dengan apa yang didapat dan dimiliki, dengan bersyukur hidup akan tentram

Tidak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah semata. Hanya kerendahan hati yang bisa menyelamatkan manusia dari kesombongan. Saat memperoleh kesuksesan atau kedudukan tertinggi, jangan lupa melihat ke bawah, melihat dari mana kita berasal, sehingga kita bisa bersyukur atas pencapaian tersebut. 

Perkuliahan kali ini mempertemukan kami dengan Narasumber hebat lainnya beliau adalah Bapak Sudomo, S.Pt. Beliau adalah seorang guru IPA SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat. Banyak sekali karya yang telah dipublikasikan, baik itu fiksi maupun nonfiksi. 

Karya fiksi beliau antara lain; 1) Menerbitkan kumpulan flash fiction 123 kata tentang ibu dan perempuan berjudul CERMIN melalui jalur self-publishing di Nulisbuku.com tahun 2011. 2) Menerbitkan sekitar 30 judul antologi flash fiction/cerpen bersama penulis lainnya lewat jalur self-publishing di Nulisbuku.com tahun 2011 – 2014. 3) Menerbitkan antologi flash fiction bersama penulis lainnya berjudul THE COFFEE SHOP CHRONICLES lewat penerbit PT By Pass tahun 2012. 4) Menerbitkan antologi cerpen bersama penulis lainnya berjudul DEAR MAMA lewat penerbit PT Gradien Mediatama tahun 2013, dan masih banyak lagi karya fiksi beliau. 

Karya  nonfiksi beliau seperti; 1) Menerbitkan buku saku wisata Lombok seri pantai berjudul DONG AYOK KE LOMBOK! bersama penulis Lombok lainnya lewat penerbit DIMENSI PUBLISHING tahun 2013.  2) Menerbitkan buku antologi bersama penulis lainnya berjudul MY LIFE AS BLOGGER lewat jalur self-publishing nulisbuku.com tahun 2015. Luar biasa sekali seorang bapak Sudomo. 

Perkuliahan hari ini kembali mempertemukan kami dengan bunda Kanjeng tercinta yang sudah terkenal dan begitu hebatnya di dunia literasi. Beliau akan memandu kami siang ini. Sebelum memulai perkuliahan, narasumber menceritakan kembali pengalaman beliau dari awal mulai menulis. Siapa sangka seorang guru IPA mampu menulis cerita baik itu fiksi maupun nonfiksi. Belajar otodidak merupakan langkah awal beliau dalam menulis. Beliau juga sering berdiskusi dengan teman komunitas menulis yang membuat pengalaman beliau meningkat dan berkembang dari waktu ke waktu,  mengikuti berbagai macam pelatihan juga merupakan proses peningkatan kualitas beliau dalam menulis. Tidak habis di situ, beliau mulai merambah  menulis buku antologi. Banyak sekali karya yang telah dihasilkan setelah mengikuti berbagai macam tahapan dan proses.

Dalam pertemuan ke-13 hari ini, materi yang akan dibahas dimunculkan di dalam bentuk pertanyaan yang ditampilkan dalam bentuk slide. Berikut adalah kiat-kiat yang harus dilakukan dalam menulis cerita fiksi menurut bapak Sudomo, S.Pt. 

Jawabannya hanya peserta yang tahu karena dijawab di dalam hati. Berikut beberapa alasan mengapa harus belajar menulis;

Penjelasan di atas sangat menarik sekali, terutama berkaitan dengan tugas kita sebagai guru. Setelah mempelajari cerita fiksi, mana tahu kita mampu mengembangkan ide kita dalam membuat soal yang terkait dengan Literasi Teks Fiksi.  


Syarat-syarat yang harus dimiliki peserta pelatihan agar bisa dan mampu menulis cerita fiksi seperti dijelaskan dalam tabel berikut ini;

Hal terbesar yang menjadi kendala saya dalam menulis adalah komitmen terhadap diri sendiri, yaitu komitmen untuk terus menulis. Karena belum terbiasa maka komitment sering naik turun. Padahal pelatihan ini merupakan salah satu hal penting yangmesti dikembangkan oleh guru tentunya. 

Berikut jawaban dari pertanyaan yang disampaikan di atas.

Senangnya bisa belajar dan berpartisipasi dalam belajar menulis gelombang 18. Sudah berapa banyak ilmu yang kami peroleh, sudah berapa banyak informasi dan pengetahuan baru yang didapat. Seperti hari ini, misalnya bisa mendapatkan informasi tentang bentuk-bentuk dari cerita fiksi itu sendiri.

Pertanyaan berikutnya adalah;





Selanjutnya;


Kiat-kiat seperti apa yang harus dilakukan dalam menulis cerita fiksi;


Berikut adalah penjelasan masing-masing bagian dalam slide di atas;





Padat sekali materi hari ini. Sampai-sampai saya bingung membuat resumenya. Apapun hasilnya saya sudah melakukan yang terbaik untuk saya sendiri. Tidak akan pernah ada kata puas dalam belajar. Belajar dan terus belajar. Menulis dan terus menulis hingga menulis is habit  dan menulislah sepanjang hayat. Menulislah dan terus menulis hingga tangan tak bisa bergerak dan otak tak mampu berpikir. 

Sebelum menutup perkuliahan hari ini, seperti biasa peserta diberi kesempatan untuk bertanya sebanyak-banyaknya tentang materi hari ini. Beberapa contoh pertanyaan dalam tanya jawab adalah; 1) Tolong ajarkan satu kutipan dialog percakapan langsung, dan satu kutipan dialog tak langsung. Karena untuk fiksi, jika ada percakapan, harus menggunakan alinea baru kan yah? "Betul. Untuk cerita fiksi memang seyogyanya percakapan adalah alinea baru. Namun, bisa saja digabung menjadi satu alinea dengan kalimat lainnya." Jawaban yang diberikan. 

Kutipan dialog langsung contohnya:
"Dia tidak mencintaiku! " teriak Budi sambil menggebrak meja. 

Kutipan dialog tak langsung:
Dia tidak mencintaiku, begitu kata Budi padaku. 

2) Mohon beri satu link blog besan saat jadi peserta dahulu di gelombang 16. Bagaimana cara besan dapat ide menulis resume dengan gaya cerpen? Ide dengan gaya cerpen, tepatnya cerita anak datang begitu saja. Berawal dari ingin tampil beda eh ternyata keasyikan dan keterusan. Selengkapnya bisa cek di sini,  https://bianglalakata.wordpress.com/2020/11/16/pahlawan-literasi-tulisan-dari-catatan/

Menarik dan padat sekali materi perkuliahan hari ini, sampai-sampai untuk bernafaspun susah. Sebagai penyemangat dan  untuk memotivasi peserta pelatihan beliau menghadirkan Closing statement yang luar biasa menakjubkan, "Tetap belajar terus agar seterusnya menjadi pembelajar."


Wow... Untuk melihat keaktifan dan sebgai bukti kemampuan kami dalam menulis, kami semua ditantang untuk menulis sebuah cerita fiksi. Yang menghasilkan cerita terhebat akan mendapatkan sebuah buku baru yang diterbitkan oleh bapak Sudomo. Tentu saja naluri sebagai penulis pemula kami bergejolak. Kami akan buktikan kami mampu menulis, meskipun belum selihai semua narasumber hebat dalam pelatihan ini. Berikut adalah hadiah bagi yang paling hebat tulisannya. Selamat berjuang bapak ibu semua. Salam Literasi.




Tanggal pertemuan: 03/05/2021

Resume ke: 13

Tema: Kiat Menulis Cerita Fiksi

Narasumber:  Sudomo, S.Pt.

Gelombang: 18

Pangkalpinang Okmi032021

20 komentar:

  1. Waah keren tulisan nya bun, yang saya sukai dari bunda okmi adalah menulis dengan menghubungkan realita. Mntap pokoknya😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Kunjungannya bu May. Resume ibu juga tak kalah menarik. Mengalir bagai air, jiwa penulisnya luar biasa sekali.

      Hapus
  2. Tulisan ibu ini paket komplit loh! Saya saya terkesan dengan pencerahan di paragraf awal. Terima kasih, Bu!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bu Rheny sudah berkunjung ke blok saya. REsume ibu juga sangat menarik.

      Hapus
  3. Resume yang mantap. kerennnn. Semangat terus ya

    BalasHapus
  4. Terima kasih banyak bu Aam. Berkat motivasi ibu dan seluruh tim yang terlibat, menggerakkan hati untuk belajar menulis. Terima kasih sekali lagi bu aam.

    BalasHapus
  5. Kereennn buuu ... πŸŽ‰πŸŽ‰

    BalasHapus
  6. Resumenya keren dan komplit πŸ‘πŸ˜

    BalasHapus
  7. lengkap sekali bu okmi..suka ..πŸ‘πŸ‘πŸ˜Š

    BalasHapus
  8. Resumenya selalu mempesona bu. KerenπŸ‘πŸ»

    BalasHapus
  9. Membaca tulisan bu Okmi serasa benar dan nyata kita belajar dalam satu ruangan dan bersama sama mendengarkan penjelasan nara sumber

    BalasHapus
  10. Terima kasih bunda2 Cantik. Tulisan bunda2 juga bagus2, kok.

    BalasHapus
  11. Mantab.... Semoga sukses menjadi seorang penulis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bunda. Aamiin. Semoga kita bisa menjadi penulis. Aamiin.

      Hapus
  12. Wah hebat, runtut bgt resumenya. Siap jadi buku ini resumenya. Tetap semangatttt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bunda. Atas komentar Dan support nya. Salam literasi

      Hapus
  13. Terima kasih sudah mengerjakan tugasnya dengan baik

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak Om Jay. Saya bingung mau berkata apalagi Karena Om Jay dan Tim adalah motivator saya dalam menulis.

      Hapus

Gadis pemalu dan sederhana kelahiran 41 tahun yang silam telah memilih tambatan hatinya "guru" sebagai profesi utama dalam nengaru...