Apa pun yang membuatmu takut, hadapilah dengan berani
Mohammad Hatta
Berjuang adalah kata yang cocok ketika ingin meraih dan
mempertahankan sesuatu. Perjalanan hidup selama setahun ini telah telah
diporak-porandakan oleh benda kecil yang tak kasat mata. Dia sangat berbahaya
dan mematikan. Entah sudah berapa ratus juta nyawa dihabisinya di seluruh
dunia. Keberadaannya masih dirasakan sampai hari ini, dialah corona. Apa
hubungan corona dengan materi hari ini? Sangat berhubungan sekali, akibat
corona banyak penerbit buku yang tidak beroperasi.
Tak terbayangkan sebelumnya bisa bertemu orang-orang hebat. Nasib telah
membawaku berjalan dan belajar dengan mereka. Hari ini saya akan mengikuti
kuliah bersama seorang pakar, Publishing Consultant & E-Book Development
Andi Publisher, penulis yang merangkap menjadi dosen, dan pernah menjadi
penulis lepas, dialah bapak Edi S.
Mulyanta S.Si, M.T. Kehadiran beliau akan mengupas tuntas tentang penerbit mayor
yang akan dipandu oleh Mr. Bams.
Sebenarnya apa itu naskah buku? Menurut Undang-Undang no. 3
tahun 2017 tentang Sistem Pembukuan Naskah
Buku adalah draf karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal,
bagian isi, dan bagian akhir. Selanjutnya di dalam undang-undang tersebut juga
dijelaskan apa itu literasi, dan penulis. literasi adalah kemampuan untuk
memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Kemudian
penulis adalah setiap orang yang menulis
Naskah Buku untuk diterbitkan dalam bentuk Buku. Penulisan adalah penyusunan
Naskah Buku melalui bahasa tulisan dan atau bahasa gambar.
Bebicara tentang penerbit mayor, membuat saya
bertanya-tanya, “Apa itu penerbit Mayor?” Penerbit mayor adalah salah satu
penerbit buku berskala besar yang ada di indonesia. Penerbit mayor biasanya
menerbitkan buku dalam skala besar, kemampuan hasil produksi inilah yang
membedakan antara satu penerbit dengan penerbit lainnya. Dengan skala produksi
yang besar tentu saja penerbit mayor memiliki karyawan tidak sedikit. Penerbit
mayor memiliki susunan struktur yang rapi yang mempermudah mereka menyelesaikan
tugas masing-masing sesuai dengan devisi atau departemen masing-masing. Salah
satu contoh penerbit mayot adalah Penerbit Andi.
Apakah tugas penerbit? Tugas penerbit pada umumnya sama
yaitu mendapatkan -Naskah- yang tentunya dapat diproses menjadi buku untuk
menghasilkan keuntungan, sehingga bisnis penerbitan tersebut dapat berkembang
dan meningkatkan literasi bagi masyarakat secara umum.
Dalam satu tahun terakhir, bisnis penerbitan mengalami kemunduran disebabkan mewabahnya virus corona. Dunia pendidikan yang mulanya belajar tatap muka harus beralih ke pembelajaran daring. Begitu pula halnya dalam bisnis penerbitan. Ada penerbit yang benar-benar berhenti beroperasi, adapula penerbit yang tetap beroperasi meskipun harus berjuang dengan segala usaha. Penerbit Andi, misalnya. Mereka mampu bertahan dalam masa pandemi ini karena mereka terus mencari celah dan kebutuhan saat ini. Peralihan peradaban menggunakan teknologi membuat mereka beralih ke penerbitan buku digital. Penerbit tersebut juga berhasil mengembangkan proyek buku digital beserta cara pemesanannya. Untuk mengakses buku tersebut dapat menggunakan link yang tersedia http://bukudigital.my.id atau dapat dilihat di http://ebukune.my.id.
Sulitnya pemasaran dan promosi buku masa pandemi ini, tidak
membuat penerbit berhenti berkarya akan tetapi masa ini dimanfaatkan untuk
melahirkan karya dan strategi baru sebagai ajang atau cara yang tepat untuk
menunjukkan keberadaannya yaitu dengan melahirkan channel TV Andi di youtube, serta mereka
mengembangkan Production House Andi
Academy, untuk tetap mengobarkan semangat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui penerbitan buku.
Bagaimana posisi kami sebagai penulis pemula dalam
menerbitkan naskah? Menulislah dan hasilkan karya yang memiliki karakter dan ciri
khas sehingga selalu dinanti-nantikan pembaca. Tulislah rencana penulisan
dengan target market yang dituju. Syukur-syukur bapak ibu tawarkan rancangan
pemasarannya. Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era normal
sebelumnya. Ke depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book, untuk
media printing offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya. Ke depan media-media selain buku akan semakin
banyak menghiasi dunia pendidikan. Persiapkan hal ini dengan baik, karena hal
ini membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya.
Penjelasan yang sangat menyegarkan bagi kami yang baru
terlibat dan mulai belajar menulis. Materi yang disampaikan benar-benar telah
memberi gambaran bagi kami bagaimana alur penerbitan naskah nantinya, terlepas
apakah terlibat dengan penerbit minor atau mayor, paling tidak kami mendapatkan
ilmu sekaligus belajar tentang tata cara penerbitan. Setelah mendapatkan materi
ini, semangat untuk menulis makin berkobar meskipun masih harus berbagi waktu
di sela-sela kegiatan lain. Buku yang akan kami hasilkan nanti akan membantu kami dalam meningkatkan keprofesionalisme kami sebagai guru. Apalagi buku yang dihasilkan memiliki ISBN. Karya harus segera ditorehkan setelah belajar
menulis di bawah naungan Omjay dan tim. Sukses selalu untuk mereka.
Sebelum perkuliahan berakhir, kami harus melewati sesi tanya
jawab. Semua pertanyaan yang muncul sangat menarik sekali. Berikut adalah salah
satu pertanyaan yang muncul dari salah satu peserta; 1) Kriteria apakah yang
menjadi syarat wajib naskah lolos masuk dan diterbitkan oleh penerbit mayor. 2)
Apakah untuk menerbitkan buku dipenerbit mayor itu butuh perantara atau penulis
bisa jalan sendiri? 3) Perbedaan penerbit mayor dan minor yang terfokus pada
skala penjualannya, lalu menurut bapak apakah kualitasnya sebenarnya bisa saja
buku yg diterbitkan di penerbit minor itu lebih baik. Atau seperti apa
standarnya. Beginilah jawaban yang dihadirkan oleh pak Edi, “1) Buatlah
proposal ke penerbit yang isinya garis besar tulisan yang dapat ditawarkan ke
penerbit. Penerbit akan melihat Tema, Judul Utama, Outline tulisan, pesaing
buku dengan tema yang sama, positioning buku (harga, usia pembaca, gender,
pendidikan, dll). 2) Untuk menerbitkan buku di penerbit mayor tidak ada
perantara, bisa langsung ke penerbit yang bersangkutan. Akan tetapi penerbit
kami biasanya mempunyai group2 penulis yang selalu memberikan perancangan
tulisan yang akan diusulkan. Terkadang group penulis ini cukup baik dalam hal
pemenuhan judul perencanaan dan eksekusinya, sehingga terjadi kesepakatan secara
ekslusif untuk diterbitkan. 3) Kualitas terbitan skala minor dan mayor itu
menurut saya sama, tidak ada bedanya. Terkadang penerbit mayor mempunyai team
Riset dan Development, sehingga lebih fokus pemilihan materi sampai ke eksekusi
pemasarannya. Hal ini lah yang membedakan penerbit mayor dan minor, penerbit
mayor mempunyai tool-tool pemasaran yang lebih banyak, tool Riset dan
Development yang fokus pengembangan materi.
Saya sangat takjub sekali dengan penuturan beliau hari ini.
Lihatlah kalimat penutup sekalian kalimat penyemangat beliau untuk kami, “Saat
pandemi tampaknya seperti saat gelap yang tidak ada akhir, akan tetapi kami
heran mengapa naskah begitu membanjir di tempat kami sehingga kami kewalahan
untuk menggarapnya. Artinya apa.. semangat penulis dalam meninggalkan jejak itu
tidak akan sirna .. walaupun badai ganas sedang di dapan kita. Bapak ibu tetap
wajib menuliskan jejak-jejak yang dialami ibu dan bapak, dengan media apapun ..
dan buku akan tetapi menjadi keabadian yang akan merekam jejak penelururan
petualanan bapak ibu di dunia ini.. untuk akan cucu kita besuk di kemudian hari.”
Benar-benar super sekali. Semoga segala motivasi yang diberikan dapat membangun
dan membangkitkan gairah menulis kami sebagai penulis pemula terutama buat saya
sendiri. Sehingga saya terbiasa melahirkan tulisan dalam kondisi apapun. Saya
akan selalu berusaha untuk menjadikan menulis is habit dan menulis sepanjang
hayat. Bila perlu tulisan yang dihasilkan dapat diterbitkan di Penerbit Mayor. Aamiin.
Tanggal pertemuan: 28/04/2021
Resume ke: 11
Tema: Penerbit Mayor
Narasumber: Edi S. Mulyanta S.Si, M.T.
Gelombang: 18
Pangkalpinang Okmi032021