Masih banyak karya lainnya yang sudah terpoles indah oleh tangan pak D baik yang sudah jadi naskah maupun belum. Goresan tangan beliau luar biasa sekali.
Perkuliahan pertemuan 15 hari ini akan membahas tentang Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan. Apa itu Proofreading? Proof reading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Proofreading dilakukan ketika naskah sudah selesai dibuat kemudian dicek ulang untuk melihat apakah masih ada kata-kata yang belum baku, sudah benar atau belum susunan kalimatnya, dan sebagainya sesuai dengan standar PUEBI atau EYD. Tujuan dari proofreading ini adalah memastikan naskah kita sudah layak terbit atau belum sehingga ketika terbit tidak ditemukannya ejaan-ejaan yang salah.
Ketika menulis, sebaiknya jangan melakukan proofreading untuk menghindari terpecahnya fokus atau konsentrasi dalam menuangkan ide-ide dalam naskah yang ditulis. Setelah tulisan jadi, silahkan lakukan proofreading. Proof reading sebaiknya dilakukan sendiri supaya kita terbiasa menemukan kesalahan-kesalahan yang muncul sehingga di kesempatan lain tulisan kita bisa lebih bagus dan jauh dari kesalahan.
Apakah proofreading dan mengedit sama? Tentu saja kedua-duanya berbeda. Mengedit / mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa. Sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi seperti meletakkan tanda koma, titik, dan sebagainya.
Dalam artikelnya penerbitdeepublish, langkah-langkah pengeditan dan proofreading adalah; Pertama Pengeditan Konten yaitu merevisi draf awal teks, proses revisi seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian. Kedua, pengeditan baris yaitu merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks. Ketiga, menyalin pengeditan yaitu memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya. Yang terakhir adalah proofreading. Proofreading sendiri sebenarnya membaca kembali naskah yang ditulis diri kita untuk melihat apakah sudah layak atau belum untuk diterbitkan sehingga naskah akhirnya menarik untuk dibaca pembaca.
Adapun langkah-langkah Proofreading adalah;
1. Mengecek ejaan sesuai dengan KBBI, kecuali gaya bahasa penerbit
2. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
3. Konsistensi nama dan ketentuan
4. Perhatikan judul bab dan penomorannya
Berikut adalah contoh cara melakukan proof reading. Perhatikan kalimat berikut; Pada saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru didalam ruang guru pada masing masing meja guru tersebut. Kalimat itu terdiri dari 34 kata. Banyak kata maksimal yang disarankan (misalnya oleh YOAS SEO) adalah 20 kata.
Maka kalimat tersebut perlu diedit kembali.
Hasilnya adalah; Pada saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama. Mereka bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru di dalam ruang guru. Kalimat kedua sebenarnya juga masih bisa diperpendek dengan membuang frasa di dalam ruang guru
Adakah alat tertentu untuk melakukan proofreading? Menurut pak Susanto, alat yang bisa digunakan dalam melakukan proofreading adalah PUEBI daring dan KBBI daring. Proofreading sangat penting dilakukan untuk menunjukkan bagus tidaknya kualitas naskah.
Waktu cepat sekali berlalu. Saya masih terus berkejaran dengan waktu. Masih banyak yang harus saya tuntaskan. Tiada terasa sesi tanya jawabpun datang. Kami dipersilahkan menanyakan sebanyak mungkin pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang menarik perhatian saya adalah, "Biasanya kita menulis dalam kalimat ditargetkan misalnya 1000 kata. jadi karena kehilangan ide, agar menulisnya tetap 1000 kata tapi di kelok-kelok kan kalimatnya. Bagaimana cara jika tulisan kurang dari target bisa si proofeading sesuai ketentuan? Kemudian pertanyaan tersebut disederhanakan seperti ini, Misalnya ada event.. Tulisan harus 1000 kata. Yang kita buat sudah lebih. Tapi karena edit jadi kurang dari 1000 kata. Apakah proofreator bisa melengkapi menjadi 1000 kata juga ? Tidak bu. Ibu sendiri sebagai pemegang hak cipta karya tersebut yang melengkapinya. Meminta Proofreader melengkapi nambahin kerjaan dong, tapi, Jika memangkas malah kadang bisa ya, terutama jika kalimatnya tidak efektif? Namun perlu diingat, editor maupun proofreader tidak bisa lepas begitu saja dari sang penulis. Misalnya seperti saya tadi bertanya: Ini maksudnya apa? Komunikasi antara keduanya tetap diperlukan agar tulisan tidak berubah makna atau maksud tujuannya.
Sebelum mengakhiri perkuliahan hari ini, kami diberi nasehat oleh pak D seperti ini; Kalimat yang "pendek" biasanya lebih disukai. Mari kita rasakan. Beberapa kalimat pendek jauh lebih mudah dibaca, ketimbang membaca kalimat yang sangat panjang. Menggunakan kalimat pendek membuat subjek tetap jelas. Hal itu memungkinkan pembaca tulisan kita menyerap informasi dengan jelas juga. Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku (kan suka-suka penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan. Kita cinta Bahasa Indonesia, ‘kan?
Sementara saya sendiri, suka sekali membuat kalimat yang panjang. Padahal selalu diingatkan untuk membuat kalimat pendek. Luar biasa sekali materi hari ini. Semoga untuk ke depannya saya bisa menghasilkan tulisan yang singkat padat dan berisi. Semoga saja dengan terus berlatih menulis dan melakukan proofreading, saya bisa menghasilkan naskah yang bagus dan menarik untuk dibaca. Diakhir pertemuan kami juga di hadiahi 38 flyer beberapa hal yang sering kita temui (terkait dengan penerapan PUEBI). Terima kasih pak D.
Menulislah dan terus menulis. Mari jadikan menulis is habit dan menulislah sepanjang hayat.
Tanggal pertemuan: 30/04/2021
Resume ke: 15
Tema: Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Narasumber: Susanto, S.Pd.
Gelombang: 18
Pangkalpinang Okmi032021
Makin hari makin mantap tulisan bunda Okmi, saya suka😍
BalasHapusWah quite di awalnya bagus bun. Resumenya juga ok. Semangat ya resumenya untuk dijadikan buku.
BalasHapusMantap bu...saya suka♥
BalasHapusselalu suka dengan openingnya bu okmi..memotivasi..😊👍
BalasHapusTerima kasih kembali. Luar biasa!
BalasHapusTerima kasih banyak atas ilmunya Pak D, terima kasih juga sudah berkunjung.
HapusTerima kasih banyak komentarnya bunda2. Tulisan bunda2 juga luar biasa menarik. Semoga Kita bisa menyelesaikan pelatihan ini dengan MEMBAWA buku Dan sertifikat pulang.
BalasHapusMaterinya padat, oenjelasannya runtut...sukses selalu ya bu Okti
BalasHapusLuar biasa TOP
BalasHapus