Selasa, 30 November 2021

Meskipun Berbeda Kita Tetap Satu


Guru adalah sosok pejuang dan pahlawan di bidang pendidikan yang akan mengabdi selama puluhan tahun untuk mencerdaskan putra putri Indonesia. Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 15 tahun 2018 tentang pemenuhan beban kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memulai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Apapun organisasi yang berhubungan dengan guru tidak akan pernah menghambat tugas utamanya. Perbedaan memang biasa tinggal bagaimana individu masing-masing guru memilih dan percaya dengan organisasi pilihannya. Tidak ada aturan yang mengharuskan memilih organisasi tertentu karena guru bukan partai politik dan juga bukan dipilih melalui pemilihan umum. 

Sebagai contoh, dari kecil kami sudah mengenal organisasi guru PGRI dan KORPRI karena almarhumah mak (ibu) dan abak (bapak) berprofesi sebagai guru. Organisasi tersebut melekat sampai saya sendiri dan beberapa anggota keluarga lain berprofesi sebagai guru. Sementara organisasi guru lainnya baru terdengar ketika mulai dewasa. Saya berprinsip jika saya sudah memilih satu organisasi maka saya akan berpegang teguh pada organisasi tersebut terlepas terkenal atau tidak nya organisasi tersebut. Bagi saya pribadi, selama guru tersebut berada di wilayah NKRI,  pastilah tugas nya sama meskipun dalam naungan organisasi yang berbeda.

Kita harus mengingat akan semboyan Bhineka tunggal ika meskipun berbeda tapi kita satu. Keberagaman itulah yang sebenarnya menjadi kekayaan hakiki bangsa ini. Keberagaman itu tidak boleh dijadikan alasan untuk memecahkan keutuhan negara ini. Begitu juga dengan profesi guru. Kita harus bersatu padu untuk mencerdaskan anak bangsa bukan bersaing demi memperebut tonggak kepemimpinan dengan mengatakan organisasinya lebih hebat dari organisasi lain.

Marilah kita kembali kepada tujuan awal yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik. Mari Kita bersama-sama duduk dan berbagi tentang hal-hal baru, temuan baru yang sangat berarti di dunia pendidikan. Jauhkan ego dan tujuan yang ingin menjatuhkan pihak lain dengan cara menyebar hoax, bukankah tugas kita adalah mencerdaskan anak bangsa.

Guru dikenal dengan sosok yang cerdas, berpikir logis, kreatif, inovatif, dan penuh dengan ide dan temuan baru. Mari kita buktikan pada dunia bahwa pendidikan di Indonesia tetap berkualitas. Bagaimana cara nya? Tentu saja dengan melahirkan peserta didik yang kompeten dan berkualitas baik softskill maupun hardskill nya sesuai dengan keahlian dan bakat yang dimiliki.

Sekilas mari kita renungkan lagu Hymne guru. Lirik nya yang penuh makna mampu meluluhlantakkan hati dan sanubari kita. Betapa dasyat kandungan bait atau kalimat yang diciptakan karena guru adalah garda terdepan dan profesi yang sangat mulia dalam melahirkan generasi-generasi tangguh, pintar, spiritual, intelektual, dan hebat.

Semua guru menginginkan yang terbaik untuk peserta didik. Akan tetapi kondisi real di lapangan menuntut guru harus memutar kepala nya agar proses pembelajaran menyenangkan dan menarik. Kadang-kadang teori berbeda jauh dengan praktek di lapangan. Tapi guru berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik untuk anak didiknya.

Guru sebagai manusia biasa juga sering menemui kendala dalam proses pembelajaran. Kendala yang ada tidak menghambat diri nya untuk terus berkarya tapi kendala tersebut dijadikan temuan baru yang harus dicari solusinya.

Guru punya hati. Guru pun juga punya ego. Sebagai manusia biasa dia pun ingin bahagia dengan profesi yang diembannya terutama dalam proses pembelajaran itu sendiri. Dia berusaha menggunakan hati untuk melakukan pendekatan dengan peserta didik agar mereka sadar akan hak dan kewajiban sebagai peserta didik.

Kebahagiaan terbesar bagi guru adalah melihat betapa tulusnya senyuman anak didik ketika belajar, betapa antusias nya mereka menerima pelajaran, betapa aktif nya mereka bertanya dan berdiskusi. Kegembiraan tampak dari raut wajah mereka, keingintahuan melahirkan hal baru, serta betapa menyenangkan mereka berinteraksi dalam pembelajaran.

Guru akan senantiasa belajar dan mengembangkan potensi dan kompetensi nya untuk terus membenahi kemampuan dan pengetahuan nya sehingga menjadi guru yang selalu dirindukan oleh siswa. Bukan dirindukan tidak datang ke sekolah tapi dirindukan kehadiran nya di kelas. Semoga kita mampu mewujudkan mimpi seperti itu sehingga guru benar-benar menjadi sosok yang inspiratif, memotivasi, dan selalu dinanti kedatangan nya.

Semoga guru mampu menjalankan  semboyan yang dilahirkan oleh bapak pendidikan Indonesia yaitu bapak Kihajar Dewantara, "Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Guru harus mampu menjadi figur dan panutan bagi anak didik. Guru juga harus mampu menyemangati, memotivasi, mendorong,  membangun dan menggugah semangat peserta didik untuk selalu berpikir positif dan berinovasi  dalam berkarya. Serta guru harus memberi dorongan agar siswa senantiasa melakukan hal-hal yang bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Dengan demikian anak didik akan merasakan bahwa pendidikan penting untuk masa depan mereka. Dengan begitu mereka belajar bukan karena keterpaksaan dan ikut-ikutan tapi mereka belajar karena kebutuhan akan menjadi seseorang yang bermanfaat baik untuk diri sendiri, keluarga,  masyarakat, lingkungan, bahkan untuk bangsa dan negara.




1 komentar:

Gadis pemalu dan sederhana kelahiran 41 tahun yang silam telah memilih tambatan hatinya "guru" sebagai profesi utama dalam nengaru...