Jumat, 07 Mei 2021

Lakukan Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan


 Just try to be the best you can be; never cease trying to be the best you can be.  That’s in your power.”   

Lakukanlah apa yang bisa dilakukan hari ini jangan tunggu besok adalah pepatah yang sangat benar adanya. Kebiasaan menunggu membuat diri kita berada dalam tekanan bahkan frustrasi. Sebenarnya tidak ada niat untuk menunda, hanya saja kesempatan dan waktu kadang-kadang mengharuskan untuk berhenti mengerjakannya. Tak seorangpun mau berada dan terjebak dalam masalah, kembali ke waktu dan kesempatan. Adakalanya, seseorang mengerjakan tugasnya sepenuh hati dan jiwa, adakalanya juga mengerjakan tugasnya setengah hati dan asal jadi. Itulah sifat manusia, ada yang perfect dan ada juga yang santai. Yang terpenting adalah pintar-pintarlah memanage waktu.

Seru juga bisa bertemu teman-teman seperjuangan gelombang 18 dua hari berturut-turut. Jika kemaren ketemu Prof. Ekoji maka hari ini ketemu pak Susanto alias pak D. Beliau begitu rendah hati, padahal kemampuannya dalam mengedit sudah luar biasa. Lihatlah, sudah banyak buku yang telah dipoles oleh beliau, di antaranya; 




Masih banyak karya lainnya yang sudah terpoles indah oleh tangan pak D baik yang sudah jadi naskah maupun belum. Goresan tangan beliau luar biasa sekali. 

Perkuliahan pertemuan 15  hari ini akan membahas tentang Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan. Apa itu Proofreading? Proof reading  adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Proofreading dilakukan ketika naskah sudah selesai dibuat kemudian dicek ulang untuk melihat apakah masih ada kata-kata yang belum baku, sudah benar atau belum susunan kalimatnya, dan sebagainya sesuai dengan standar PUEBI atau EYD. Tujuan dari proofreading ini adalah memastikan naskah kita sudah layak terbit atau belum sehingga ketika terbit tidak ditemukannya ejaan-ejaan yang salah. 

Ketika menulis, sebaiknya jangan melakukan proofreading untuk menghindari terpecahnya fokus atau konsentrasi dalam menuangkan ide-ide dalam naskah yang ditulis. Setelah tulisan jadi, silahkan lakukan proofreading. Proof reading sebaiknya dilakukan sendiri supaya kita terbiasa menemukan kesalahan-kesalahan yang muncul sehingga di kesempatan lain tulisan kita bisa lebih bagus dan jauh dari kesalahan. 

Apakah proofreading dan mengedit sama? Tentu saja kedua-duanya berbeda.  Mengedit / mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa. Sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi seperti meletakkan tanda koma, titik, dan sebagainya. 

Dalam artikelnya penerbitdeepublish, langkah-langkah  pengeditan dan proofreading adalah; Pertama Pengeditan Konten  yaitu merevisi draf awal teks, proses revisi seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian. Kedua, pengeditan baris yaitu merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks. Ketiga, menyalin pengeditan yaitu memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya. Yang terakhir adalah proofreading. Proofreading sendiri sebenarnya membaca kembali naskah yang ditulis diri kita untuk melihat apakah sudah layak atau belum untuk diterbitkan sehingga naskah akhirnya menarik untuk dibaca pembaca. 

Adapun langkah-langkah Proofreading adalah; 

1.  Mengecek ejaan sesuai dengan KBBI,  kecuali gaya bahasa penerbit

2.  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

3.  Konsistensi nama dan ketentuan

4.  Perhatikan judul bab dan penomorannya

Berikut adalah  contoh cara melakukan proof reading. Perhatikan kalimat berikut; Pada saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru didalam ruang guru pada masing masing meja guru tersebut. Kalimat itu terdiri dari 34 kata. Banyak kata maksimal yang disarankan (misalnya oleh YOAS SEO) adalah 20 kata.

Maka kalimat tersebut perlu diedit kembali.

Hasilnya adalah; Pada saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama. Mereka bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru di dalam ruang guru. Kalimat kedua sebenarnya juga masih bisa diperpendek dengan membuang frasa di dalam ruang guru

Adakah alat tertentu untuk melakukan proofreading? Menurut pak Susanto, alat yang bisa digunakan dalam melakukan proofreading adalah PUEBI daring dan  KBBI daring. Proofreading sangat penting dilakukan untuk menunjukkan bagus tidaknya kualitas naskah. 

Waktu cepat sekali berlalu. Saya masih terus berkejaran dengan waktu. Masih banyak yang harus saya tuntaskan. Tiada terasa sesi tanya jawabpun datang. Kami dipersilahkan menanyakan sebanyak mungkin pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang menarik perhatian saya adalah, "Biasanya kita menulis dalam kalimat ditargetkan misalnya 1000 kata. jadi karena kehilangan ide, agar menulisnya tetap 1000 kata tapi di kelok-kelok kan kalimatnya. Bagaimana cara jika tulisan kurang dari target bisa si proofeading sesuai ketentuan? Kemudian pertanyaan tersebut disederhanakan seperti ini, Misalnya ada event.. Tulisan harus 1000 kata. Yang kita buat sudah lebih. Tapi karena edit jadi kurang dari 1000 kata. Apakah proofreator bisa melengkapi menjadi 1000 kata juga ? Tidak bu. Ibu sendiri sebagai pemegang hak cipta karya tersebut yang melengkapinya. Meminta Proofreader melengkapi nambahin kerjaan dong, tapi, Jika memangkas malah kadang bisa ya, terutama jika kalimatnya tidak efektif? Namun perlu diingat, editor maupun proofreader tidak bisa lepas begitu saja dari sang penulis. Misalnya seperti saya tadi bertanya: Ini maksudnya apa? Komunikasi antara keduanya tetap diperlukan agar tulisan tidak berubah makna atau maksud tujuannya.

Sebelum mengakhiri perkuliahan hari ini, kami diberi nasehat oleh pak D seperti ini; Kalimat yang "pendek" biasanya lebih disukai. Mari kita rasakan. Beberapa kalimat pendek jauh lebih mudah dibaca, ketimbang membaca kalimat yang sangat panjang. Menggunakan kalimat pendek membuat subjek tetap jelas. Hal itu  memungkinkan pembaca tulisan kita menyerap informasi dengan jelas juga. Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku (kan suka-suka penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan. Kita cinta Bahasa Indonesia, ‘kan?

Sementara saya sendiri, suka sekali membuat kalimat yang panjang. Padahal selalu diingatkan untuk membuat kalimat pendek. Luar biasa sekali materi hari ini. Semoga untuk ke depannya saya bisa menghasilkan tulisan yang singkat padat dan berisi. Semoga saja dengan terus berlatih menulis dan melakukan proofreading, saya bisa menghasilkan naskah yang bagus dan menarik untuk dibaca.  Diakhir pertemuan kami juga di hadiahi 38 flyer beberapa hal yang sering kita temui (terkait dengan penerapan PUEBI). Terima kasih pak D. 

Menulislah dan terus menulis. Mari jadikan menulis is habit dan menulislah sepanjang hayat. 

Tanggal pertemuan: 30/04/2021

Resume ke: 15

Tema: Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber:  Susanto, S.Pd.

Gelombang: 18

Pangkalpinang Okmi032021










Kamis, 06 Mei 2021

Kenapa Harus di Penerbit Mayor?

 

"Anyone who has never made a mistake has never tried anything news”

Albert Einstein

Jangan pernah menyalahkan orang lain ketika  jatuh tetapi resapilah apa yang telah terjadi sehingga bisa terjatuh. Menyalahkan dan mengkritik orang lain sangat mudah. Tapi sanggupkah kita bertindak seperti orang yang dikritik. Semua orang ingin menjadi pemenang, semua orang ingin menjadi hebat tapi mampukah kita melangkah dan bersaing tanpa menyakiti yang lain? Anggaplah ini sebagai instropeksi diri terutama bagi saya, “Jangan melihat sesuatu dari kulitnya.” Perjuangkan apa yang menjadi hak dan tinggalkan yang bukan hak.

Di penghujung bulan April tepat nya tanggal 30 memasuki pertemuan ke-12 dalam perkuliahan belajar menulis gelombang 18. Materi hari ini masih sama dengan materi minggu lalu yaitu penerbit mayor yang akan disampaikan oleh bapak Joko Irawan Mumpuni. Beliau merupakan Direktur Penerbit ANDI, Ketua I, IKAPI DIY , Penulis buku, bersertifikat BNSP dan merupakan Assesor BNSP dibuktikan dengan adanya sertifikat kompetensi. Speechless, ungkapan apa yang cocok untuk beliau. Beruntung sekali saya bisa bergabung dalam perkuliahan hari ini, karena bisa mendengar suara narasumber hebat secara langsung. Semuanya serasa mimpi. Moga mimpi bisa menulis terwujud nantinya.

Perkuliahan hari ini agak sedikit berbeda dengan perkuliahan sebelumnya karena narasumber menggabungkan dua strategi yaitu menggunakan slide dan voicenote. Mengapa harus voicenote? Alasannya cuma satu biar kami sebagai peserta tidak malas untuk menulis atau membuat ketikan ketika membuat resume. 

Bagaimana menulis buku agar mudah diterima penerbit?  Pertama, marilah kita mencari  tema atau topik yang populer / trendi saat ini yang keberadaannya dalam waktu jangka panjang. Kedua, mari kita mencari   tema yang dicari dunia. Berikut adalah contoh produk yang laris di pasaran dan bertahan dalam jangka panjang.

Agar buku bisa diterbitkan di penerbit mayor, Sebelum memulai menulis sebaiknya kita mengenali diri sendiri, berada di posisi atau level  mana diri kita ketika menulis? Dengan mengenali diri,akan memudahkan kita untuk mencapai target yang kita inginkan dalam menulis. sehingga benar-benar berhasil diterbitkkan di penerbit mayor seperti penerbit Andi. Gambar berikut menunjukkan dimana posisi kita dalam menulis. 

Setelah mengetahui dimana posisi kita, kita bisa meningkatkan kemampuan menulis dengan terus berlatih dan berlatih menulis hingga mampu menghasilkan sebuah buku yang berkualitas. Sebagai pemula, kita bisa belajar dan berkolaborasi dengan penulis senior atau penulis yang berpengalaman / bisa bekerjasama dengan pihak lain dalam menghasilkan sebuah buku. Jika memungkinkan boleh juga menerbitkan  buku solo. Segala proses yang dilakoni dapat dijadikan pengalaman  untuk ke depannya sehingga naskah yang dihasilkan dari waktu ke waktu makin bagus kualitasnya dan laris di pasaran.

Ketika telah memiliki naskah buku dan siap diterbitkan, tiba-tiba naskah buku ditolak atau tidak diterima penerbit, kita tidak boleh putus harapan dan berhenti menulis tapi kita harus mencari tahu kekurangan dan kelemahan terhadap naskah buku yang telah dibuat. Kita harus paham dan mengetahui industri buku sehingga bisa mengetahui sebab-sebab naskah ditolak. Berikut ini adalah bagan bagaimanakah industri buku di dunia penerbitan yang harus dipelajari agar naskah yang ditulis laku di pasaran.
       

Apabila disederhanakan maka bagan di atas dapat dibaca seperti gambar berikut ini. 



Gambar di atas dapat disimpulkan bahwa penulis adalah seseorang yang menulis sebuah naskah buku, apabila naskah buku dianggap layak dan laku di pasaran maka naskah buku tersebut akan diterima di sebuah penerbit. Sebelum diterima penerbit, tentu saja naskah tersebut diproses sedemikian rupa sehingga naskas buku yang telah diterbitkan langsung disalurkan ke berbagai tempat atau toko-toko buku seperti gramedia sehingga siap dikonsumsi oleh masyarakat. Dengan tingginya daya beli masyarakat terhadap buku terbitan tersebut maka buku tersebut dianggap laku di pasaran dan membawa keuntungan baik bagi penerbit, penyalur, maupun penulis itu sendiri. 

Lantas apa yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan industri penerbitan/literasi?Yang menjadi penghambat pertumbuhan industri penerbitan/literasi dapat disimak dalam gambar di bawah ini. 


Setelah mengetahui penghambat pertumbuhan industri penerbitan atau literasi maka pemerintah dewasa ini membuat gebrakan membudayakan literasi nasional mulai dari tingkat dasar sampai tingkat menengah agar masyarakat kita terbiasa dalam berliterasi dan memecahkan masalah.

Dalam perkuliahan kali ini, peserta pelatihan juga disuguhkan bagaimana proses terciptanya naskah menjadi buku. Bagi saya sendiri, materi hari ini benar-benar menjelaskan apa yang menjadi pertanyaan bagi saya ketika mengikuti pelatihan ini. Meskipun resume yang akan kami bukukan tidak termasuk target dari penerbit mayor, paling tidak saya memiliki pengalaman bagaimana mulai belajar menulis, mulai menulis, bertemu penulis-penulis hebat, bertemu dengan motivator-motivator sukses dan bahkan mendapat pengetahuan-pengetahuan baru yang sama sekali tidak terpikirkan selama ini. Berikut ini adalah gambar proses naskah menjadi buku. Dengan mempelajari dan memahami isi gambar tersebut, kami mulai paham bagaimana proses sebuah naskah menjadi buku.


Apa yang harus dilakukan atau diperhatikan  penulis sebelum memasukkan atau menyerahkan naskahnya ke penerbit? Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan penulis sebelum memasukkannya ke penerbitan;


Simaklah contoh tulisan  yang baik dan menakjubkan berikut ini. Tulisannya sangat menyentuh sekali. Siapapun yang membacanya akan tertarik untuk mencari tahu tentang buku atau karya yang dihasilkan. 


Penjelasan demi penjelasan yang disampaikan sangat menarik bagi kami. Apalagi saat membaca slide yang tertulis seperti dalam gambar berikut; 




Apa yang diperoleh penulis? Ternyata penulis juga mendapat keuntungan apabila bukunya laris di pasaran. Ini adalah sebuah berita yang sangat menggembirakan bagi kami penulis pemula. Belajar menulis, jikalau tulisan trending maka akan mendapatkan keuntungan. Luar biasa sekali. Inilah salah satu karya yang benar-benar melibatkan emosi, hati dan rasa. Bagaimana melahirkan tulisan yang enak dibaca dan laku di pasaran.

Berikutnya kami juga disuguhkan dengan bagaimana sistem penilaian ketika memasukkan naskah ke penerbit mayor. Berikut adalah cara perhitungan pointnya. 


Perkuliahan dan pelatihan yang sangat komplit sekali. Terima kasih banyak atas segala waktu dan kesempatan yang diberikan sehingga saya bisa bergabung di kelas pelatihan ini. Berikutnya disajikan bagaimanakan naskah yang diinginkan penerbit mayor sehingga bisa laku di pasaran. Lihat lah semuanya kembali ke tema. Pilihlah tema yang benar-benar trendy untuk diangkat sehingga buku yang akan diterbitkan juga trendy dan menarik pembaca.


Babaimanakah mencari tema yang populer untuk ditulis? Silahkan akses google trend, carilah tema yang paling populer atau tema yang sedang dicari dunia sehingga menulis tidak menjadi sia-sia. Lihatlah bentuk grafik hasill pencarian. Jikalai grafiknya mengarah ke bawah maka tema tersebut tidak usah diambil. Ambillah tema yang grafiknya cenderung berakhir ke atas. Dengan demikian tema tersebut benar-benar lagi up to date.



Dengan memperhatikan tema yang populer, kembangkan tulisan sebaik mungkin sehingga buku yang dihasilkan juga populer. Jadilah seoran penulis yang idealis industries sehingga tulisan yang dihasilkan membawa keuntungan bagi banyak orang. Menulislah dan terus menulis hingga otak tidak mampu lagi berpikir. Jadilah penulis yang menggunakan hati dan rasa sehingga menulis seperti mencurahkan isi hati dan pikiran dengan begitu beban yang ada tertuang dalam bentuk tulisan. Mari jadikan menulis is habit dan menulislah sepanjang hayat. Perhatikan dan pahami apa yang dikatakan dengan penulis berfikir idealis dan industries.




Dengan demikian menulis tidak hanya sekedar menulis, isilah tulisan-tulisan dengan materi yang berkualitas dan menarik untuk dibaca. Menulis dan terus berlatih menulis jadilah penulis yang berfikir idealis-industrial.



Tanggal pertemuan: 30/04/2021

Resume ke: 12

Tema: Penerbit Mayor

Narasumber:  Joko Irawan Mumpuni

Gelombang: 18

Pangkalpinang Okmi032021








 


Tantangan mengikuti Program Penulis Buku Mayor Ekoji Akademi



“Only those who dare to fail greatly can ever achieve greatly.”
 Robert F. Kennedy

Menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menuangkan pikiran, ide, pendapat, pengetahuan, informasi dan pengetahuan yang dimiliki yang dituliskan dalam bentuk tulisan baik yang dicetak maupun tidak dicetak. Membaca tema yang muncul hari ini serasa mendapat sebuah tantangan dalam menulis. "Program Menulis Buku Mayor" Program biasanya berkaitan dengan acara seperti workshop, seminar, dan sebagainya. Kemudian  prase "Ekoji Akademi" berarti bergabung atau berpartisipasi dalam sebuah program menulis yang dinaungi olek Pak Eko Indrajit (Ekoji). Di saat opening pelatihan ini dulu, sempat di singgung sedikit tentang Ekoji Akademi dimana penulis diajak menulis bersama pak Eko. Jikalau itu benar, saya ingin menjadi salah satu peserta yang ingin  berpartisipasi dalam program tersebut. Meskipun baru tahap belajar, saya akan memberanikan diri untuk ambil kesempatan ini. Kesuksesan akan diraih karena adanya kegagalan. Kegagalan bukan berarti tidak mampu, tapi kegagalan adalah bagian perenungan diri terhadap apa yang telah dilakukan. Dengan berkaca pada kegagalan tersebut maka kesuksesan akan diraih. 

Perkuliahan pertemuan ke-14 hari ini mempertemukan seorang pakar teknologi informatika, akademisi, pendidik, narasumber, yang sekaligus juga sebagai salah satu anggota Pengurus Besar PGRI dan menjadi Ketua PGRI Smart Learning Center and Character (PSLCC) yang berpusat di Gedung Guru Indonesia. Dialah Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA. Dari gelar yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa beliau adalah seorang yang sangat genius dan menakjubkan. Membayangkan kuliah ke luar negeri saja bagai mimpi, tapi tidak buat beliau. Belajar ibarat kebutuhan utama dalam dunianya.  Dengan memiliki berbagai bidang gelar dan pencapaian, sudah pasti menyimpan segudang prestasi dan achivement di berbagai bidang. 

Perkuliahan berlangsung sangat berbeda hari ini. Grup sengaja tidak dikunci agar narasumber bisa berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung dengan peserta pelatihan. Alhasil kelas menjadi hidup, meskipun hanya melalui pesan di WA. Seandainya ini adalah tatap muka langsung, bisa dibayangkan betapa antusiasnya peserta pelatihan  dalam mengikuti kelas hari ini. Pertanyaan mengalir dari satu peserta ke peserta yang lain. Dengan cepat sekali Prof. Eko menjawab dan memberikan solusi atas pertanyaan yang diberikan. Kondisi kelas seperti adanya kompetisi karena masing-masing orang berebutan ingin bertanya.

Suasana makin riuh ketika ada tawaran langsung dari Prof. Eko untuk menulis bersama beliau. Awalnya peserta ragu-ragu dan dianggap hanya lelucon belaka, ternyata ajakan tersebut serius, apalagi saat bu Aam menampilkan hasil karyanya bersama Prof. Eko. Banyak peserta yang tertantang dan akhirnya mengisi list pendaftaran untuk berkolaborasi menulis bersama Prof. Eko. Meskipun merinding sedap, tapi saya memberanikan diri untuk bergabung. Apapun tantangannya nanti akan saya usahakan memberikan yang terbaik. 

Bagaimana cara bergabung dan berkolaborasi menulis bersama Prof. Ekojit? Caranya adalah; 1) SUBSCRIBE EKOJI CHANNEL, dan browsing video-video yang ada di dalamnya. Pilihlah tema atau judul yang paling menarik perhatian anda. 2. Setelah mendapatkan tema yang menarik anda, konsultasikan dengan bu Aam untuk memastikan BELUM ADA guru-guru yang menuliskan buku dengan tema atau judul serupa di masa lalu. 3) Setelah memastikan tema tersebut, dengarkan kembali video saya tersebut untuk mendapatkan butir-butir utama pembahasannya. 4) Buatlah DAFTAR ISI, dimana di dalamnya terdiri dari 6 bagian, masing-masing menceritakan mengenai: What, Why, Where, When, Who, dan How. 

Contohnya adalah jika kami  tertarik dengan GAMIFICATION, maka daftar isinya terdiri dari 6 bagian, yaitu: (i) Apakah yang dimaksud dengan gamification (ii) Mengapa gamification penting dan dibutuhkan? (iii) Dimana konsep gamification dapat diterapkan? (iv) Kapan saat yang tepat untuk mengadopsi gamification (v) Siapa saja yang perlu terlibat dalam menerapkan gamification? (vi) Bagaimana mengembangkan materi pembelajaran berbasis gamification?

|Tantangan menulis ini hanya berlaku dalam satu minggu. Jikalau kami mampu menyelesaikan tantangan ini, maka kami bisa bergabung di penerbit mayor dalam menerbitkan buku. Berita gembira lainnya yang sangat menarik adalah saat pak Joko Irawan Direktur Andi dari penerbit Andi  siap memberikan pelatihan Editorial dan Setting dalam tantangan menulis bertemakan May- In-Love. Semakin lama semakin menarik perkuliahan hari ini. Peserta berlomba-lomba mencari tema yang akan diangkat untuk dijadikan tulisan nantinya. Ada beberapa peserta yang langsung mendapatkan tema yang sangat bagus prospeknya dan ada juga peserta yang harus berulang-ulang mencari tema yang diinginkan. 

Saya sendiri merasa sedang berperang. Berkejar-kejaran dengan waktu untuk mencari tema, di sisi lain ingin menonton Ekoji Channel, ditambah pula menulis resume. Perasaan was-was, jantung berdegup kencang seperti habis berlari, otak dipenuhi dengan pencarian-pencarian terbaik. Perkuliahan hari ini seperti iklan permen nano-nano, manis asam, asin, tapi sedap rasanya. 

Belum selesai mendapatkan tema yang paling trendi, tiba-tiba bu Aam memunculkan list judul atau tema tulisan dan diberi waktu dalam 30 menit untuk mendapatkannya. Nah... lagi-lagi, pikiran berkecamuk, deadline, tema, trendy, dan menarik untuk dibaca nantinya. Belum selesai pencarian, tiba-tiba sang narasumber membuat statement closing dan itu tandanya kelas berakhir. 

Sebelum memberikan closing statementnya beliau meninggalkan jejak yang menarik dan berkata, " Nenek moyang mengatakan: Ala bisa karena biasa, tak kenal maka tak sayang. Kalau kita berfikir kita tidak bisa, maka kita tidak akan pernah bisa. Namun kalau kita berfikir, dengan kemauan dan kerja keras, kita pasti bisa - maka anda akan bisa. Kemudian dilanjutkan dengan closing statement yang sangat menginspirasional sekali JUST DO IT ! Lakukan saja, kita perbaiki sambil belajar. Marvelous. Ungkapan beliau yang terakhir benar-benar membangkitkan gairah menulis saya. Saya harus menjadikan menulis is habit dan menulis sepanjang hayat. Semoga tantangan menulis kali ini membawa berkah bagi kami semua seperti berkah bulan ramadhan. Aamiin. 


Tanggal pertemuan: 06/05/2021

Resume ke: 14

Tema: Program Penulis Buku Mayor Ekoji Akademi

Narasumber:  Prof. R. Eko Indrajit

Gelombang: 18

Pangkalpinang Okmi032021


Rabu, 05 Mei 2021

Pendidikan

 

Pendidikan adalah cahaya kehidupan, tanpa pendidikan manusia dalam kegelapan







#AISEIWritingClub

#AISEIWritingMei2021Challenge

#MayChallenge

#katamutiara

#2ndKamis06052021






Kebahagiaan

 


Kebahagiaan adalah wujud rasa syukur atas pencapaian keberhasilan tanpa memandang status,
pangkat, gelar, kedudukan ataupun tahta.







#AISEIWritingClub

#AISEIWritingMei2021Challenge

#MayChallenge

#katamutiara

#1stRabu05052021






Senin, 03 Mei 2021

Tantangan Menulis Cerita Fiksi bersama pak Sudomo, S.Pt.




 1. Contoh tema yang bisa dikembangkan menjadi cerita fiksi adalah

  1. Remaja dan Cinta
  2. Lebaran tanpa keluarga
  3. Mimpi sang  juara
  4. Kepercayaan yang dikhianati
  5. Corona dan Pendidikan

2. Tema yang saya anggap menarik adalah tentang Corona dan Pendidikan. Berikut adalah                    pengembangan premisnya.

Si Cantik Corona 

Kedatanganmu selama setahun ini telah mengacaukan dan memporak-porandakan tatanan kehidupan kami di dunia pendidikan. Lihatlah... Karena kamu, kami tidak bisa datang ke sekolah bertemu teman-teman. Kami tidak bisa belajar bersama guru dan teman-teman, kami tidak bisa bercanda dan berteriak bersama-sama di halaman sekolah yang hijau. Kami hanya bisa duduk manis di rumah sambil menatap layar HP. Tidak ada yang menarik selain keceriaan kami bersama teman-teman. Kapan kau akan menghilang dari dunia kami? Kami ingin kehidupan kami normal kembali. Kami ingin hidup damai dan tentram. Kami ingin beribadah tanpa merasa takut. Kami juga ingin berkumpul bersama-sama sekedar melepas penat. Pergilah...Pergilah...Pergilah dari kehidupan kami. Jangan tunjukkan mukamu di hadapan kami  lagi. Meskipun kau cantik tapi sifatmu pembunuh. Lihatlah di sekeliling kami, tidak ada lagi kebersamaan, kemana-mana harus menjaga jarak. Bagaimana kami mengenali guru-guru kami sementara kami harus menjaga jarak. Menjauh dan menghilanglah agar kami bisa ceria dan sekolah kembali.




























Bagaimana Kiat Menulis Cerita Fiksi yang Baik?



 Bersyukurlah dengan apa yang didapat dan dimiliki, dengan bersyukur hidup akan tentram

Tidak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah semata. Hanya kerendahan hati yang bisa menyelamatkan manusia dari kesombongan. Saat memperoleh kesuksesan atau kedudukan tertinggi, jangan lupa melihat ke bawah, melihat dari mana kita berasal, sehingga kita bisa bersyukur atas pencapaian tersebut. 

Perkuliahan kali ini mempertemukan kami dengan Narasumber hebat lainnya beliau adalah Bapak Sudomo, S.Pt. Beliau adalah seorang guru IPA SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat. Banyak sekali karya yang telah dipublikasikan, baik itu fiksi maupun nonfiksi. 

Karya fiksi beliau antara lain; 1) Menerbitkan kumpulan flash fiction 123 kata tentang ibu dan perempuan berjudul CERMIN melalui jalur self-publishing di Nulisbuku.com tahun 2011. 2) Menerbitkan sekitar 30 judul antologi flash fiction/cerpen bersama penulis lainnya lewat jalur self-publishing di Nulisbuku.com tahun 2011 – 2014. 3) Menerbitkan antologi flash fiction bersama penulis lainnya berjudul THE COFFEE SHOP CHRONICLES lewat penerbit PT By Pass tahun 2012. 4) Menerbitkan antologi cerpen bersama penulis lainnya berjudul DEAR MAMA lewat penerbit PT Gradien Mediatama tahun 2013, dan masih banyak lagi karya fiksi beliau. 

Karya  nonfiksi beliau seperti; 1) Menerbitkan buku saku wisata Lombok seri pantai berjudul DONG AYOK KE LOMBOK! bersama penulis Lombok lainnya lewat penerbit DIMENSI PUBLISHING tahun 2013.  2) Menerbitkan buku antologi bersama penulis lainnya berjudul MY LIFE AS BLOGGER lewat jalur self-publishing nulisbuku.com tahun 2015. Luar biasa sekali seorang bapak Sudomo. 

Perkuliahan hari ini kembali mempertemukan kami dengan bunda Kanjeng tercinta yang sudah terkenal dan begitu hebatnya di dunia literasi. Beliau akan memandu kami siang ini. Sebelum memulai perkuliahan, narasumber menceritakan kembali pengalaman beliau dari awal mulai menulis. Siapa sangka seorang guru IPA mampu menulis cerita baik itu fiksi maupun nonfiksi. Belajar otodidak merupakan langkah awal beliau dalam menulis. Beliau juga sering berdiskusi dengan teman komunitas menulis yang membuat pengalaman beliau meningkat dan berkembang dari waktu ke waktu,  mengikuti berbagai macam pelatihan juga merupakan proses peningkatan kualitas beliau dalam menulis. Tidak habis di situ, beliau mulai merambah  menulis buku antologi. Banyak sekali karya yang telah dihasilkan setelah mengikuti berbagai macam tahapan dan proses.

Dalam pertemuan ke-13 hari ini, materi yang akan dibahas dimunculkan di dalam bentuk pertanyaan yang ditampilkan dalam bentuk slide. Berikut adalah kiat-kiat yang harus dilakukan dalam menulis cerita fiksi menurut bapak Sudomo, S.Pt. 

Jawabannya hanya peserta yang tahu karena dijawab di dalam hati. Berikut beberapa alasan mengapa harus belajar menulis;

Penjelasan di atas sangat menarik sekali, terutama berkaitan dengan tugas kita sebagai guru. Setelah mempelajari cerita fiksi, mana tahu kita mampu mengembangkan ide kita dalam membuat soal yang terkait dengan Literasi Teks Fiksi.  


Syarat-syarat yang harus dimiliki peserta pelatihan agar bisa dan mampu menulis cerita fiksi seperti dijelaskan dalam tabel berikut ini;

Hal terbesar yang menjadi kendala saya dalam menulis adalah komitmen terhadap diri sendiri, yaitu komitmen untuk terus menulis. Karena belum terbiasa maka komitment sering naik turun. Padahal pelatihan ini merupakan salah satu hal penting yangmesti dikembangkan oleh guru tentunya. 

Berikut jawaban dari pertanyaan yang disampaikan di atas.

Senangnya bisa belajar dan berpartisipasi dalam belajar menulis gelombang 18. Sudah berapa banyak ilmu yang kami peroleh, sudah berapa banyak informasi dan pengetahuan baru yang didapat. Seperti hari ini, misalnya bisa mendapatkan informasi tentang bentuk-bentuk dari cerita fiksi itu sendiri.

Pertanyaan berikutnya adalah;





Selanjutnya;


Kiat-kiat seperti apa yang harus dilakukan dalam menulis cerita fiksi;


Berikut adalah penjelasan masing-masing bagian dalam slide di atas;





Padat sekali materi hari ini. Sampai-sampai saya bingung membuat resumenya. Apapun hasilnya saya sudah melakukan yang terbaik untuk saya sendiri. Tidak akan pernah ada kata puas dalam belajar. Belajar dan terus belajar. Menulis dan terus menulis hingga menulis is habit  dan menulislah sepanjang hayat. Menulislah dan terus menulis hingga tangan tak bisa bergerak dan otak tak mampu berpikir. 

Sebelum menutup perkuliahan hari ini, seperti biasa peserta diberi kesempatan untuk bertanya sebanyak-banyaknya tentang materi hari ini. Beberapa contoh pertanyaan dalam tanya jawab adalah; 1) Tolong ajarkan satu kutipan dialog percakapan langsung, dan satu kutipan dialog tak langsung. Karena untuk fiksi, jika ada percakapan, harus menggunakan alinea baru kan yah? "Betul. Untuk cerita fiksi memang seyogyanya percakapan adalah alinea baru. Namun, bisa saja digabung menjadi satu alinea dengan kalimat lainnya." Jawaban yang diberikan. 

Kutipan dialog langsung contohnya:
"Dia tidak mencintaiku! " teriak Budi sambil menggebrak meja. 

Kutipan dialog tak langsung:
Dia tidak mencintaiku, begitu kata Budi padaku. 

2) Mohon beri satu link blog besan saat jadi peserta dahulu di gelombang 16. Bagaimana cara besan dapat ide menulis resume dengan gaya cerpen? Ide dengan gaya cerpen, tepatnya cerita anak datang begitu saja. Berawal dari ingin tampil beda eh ternyata keasyikan dan keterusan. Selengkapnya bisa cek di sini,  https://bianglalakata.wordpress.com/2020/11/16/pahlawan-literasi-tulisan-dari-catatan/

Menarik dan padat sekali materi perkuliahan hari ini, sampai-sampai untuk bernafaspun susah. Sebagai penyemangat dan  untuk memotivasi peserta pelatihan beliau menghadirkan Closing statement yang luar biasa menakjubkan, "Tetap belajar terus agar seterusnya menjadi pembelajar."


Wow... Untuk melihat keaktifan dan sebgai bukti kemampuan kami dalam menulis, kami semua ditantang untuk menulis sebuah cerita fiksi. Yang menghasilkan cerita terhebat akan mendapatkan sebuah buku baru yang diterbitkan oleh bapak Sudomo. Tentu saja naluri sebagai penulis pemula kami bergejolak. Kami akan buktikan kami mampu menulis, meskipun belum selihai semua narasumber hebat dalam pelatihan ini. Berikut adalah hadiah bagi yang paling hebat tulisannya. Selamat berjuang bapak ibu semua. Salam Literasi.




Tanggal pertemuan: 03/05/2021

Resume ke: 13

Tema: Kiat Menulis Cerita Fiksi

Narasumber:  Sudomo, S.Pt.

Gelombang: 18

Pangkalpinang Okmi032021

Gadis pemalu dan sederhana kelahiran 41 tahun yang silam telah memilih tambatan hatinya "guru" sebagai profesi utama dalam nengaru...